Tidak Pro Rakyat, Petani Tolak Usulan DPR Terkait Pengurangan Jenis Pupuk Bersubsidi

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Rekomendasi Panitia Kerja Komisi IV DPR RI kepada pemerintah terkait pengurangan jenis pupuk bersubsidi dari enam jenis menjadi hanya dua jenis, menjadi sorotan sejumlah pihak.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Subang, Yaya Sudrajat mengatakan, para petani sangat keberatan dengan Rekomendasi Panitia Kerja Komisi IV DPR tersebut. Menurutnya, para petani masih membutuhkan pupuk bersubsidi , tidak hanya jenis Urea dan NPK. Tetapi pupuk bersubsidi lainnya seperti pupuk Petroganik, ZA dan SP 36 juga masih dibutuhkan sebagai pilihan para petani.

Yayan mencontohkan pertanian di Subang saat ini masih sangat membutuhkan pupuk Petroganik, hal ini disebabkan tanah yang sudah rusak, karena selalu memakai pupuk kimia, yang sudah terjadi sudah sejak lama. Hal ini mengakibatkan hasil panen yang terus berkurang.

“Petroganik contohnya sangat dibutuhkan oleh kelompok tani organik yang berfokus terhadap tanaman organik yang menghasilkan hasil pertanian yang sehat dan higienis,” katanya, Senin (21/2/2022).

Dia melanjutkan, para petani saat ini masih belum mampu jika harus membeli pupuk non subsidi. Hal ini juga akan berdampak kepada hasil pertanian yang tidak bagus, karena ketidakmampuan para petani membeli pupuk non subsidi.

“Pemupukan akan menjadi tidak berimbang, karena petani tidak akan mampu beli pupuk yang tidak disubsidi. Sehingga hasil panen akan semakin parah. Semua jenis pupuk masih dibutuhkan oleh kami bukan hanya Urea dan NPK saja,” ujar Yaya.

Namun, lanjut Yaya, jika pemerintah bersikeras mengurangi pupuk subsidi. Maka petani berharap pupuk NPK dan Organik tetap disubsidi. “Kami berharap dua pupuk itu tetap disubsidi. Dan jika usulan itu disetujui pemerintah, maka kami petani menuntut harga jual produk pertanian lebih tinggi, karena harga pupuk sudah pasti mahal,” ucapnya.

Sementara itu, pegiat pertanian Jawa Barat Yayan Sugianto, menolak alasan DPR yang menyebut pupuk bersubsidi tidak mendongkrak hasil pertanian di dalam negeri. Sebab, hasil pertanian juga dipengaurhi oleh banyak faktor, dan bukan hanya dari faktor pupuk saja.
“Ada faktor alam yang sangat menentukan, belum lagi teknik pertanian yang semakin canggih, dan masih banyak lagi faktor lainya. Justru subsidi pupuk sangat membantu untuk menunjang hasil pertanian,” ujarnya.

Oleh karenanya, menurut Yayan untuk mengurangi faktor kegagalan tersebut, para petani masih berharap dengan pupuk subsidi, karena pupuk menjadi salah satu faktor penolong hasil pertanian agar menjadi lebih baik. Selain itu, pupuk juga menjadi salah satu unsur yang dapat menunjang keberhasilan pertanian.

“Kalau semua hal yang berhubungan dengan keberhasilan pertanian diperbaiki baik itu cara pengolahan, benih, pengairan, pengendalian hama, pupuknya murah dan pemakaian pupuknya sesuai dosis yang dianjurkan, tentunya hasil panen akan meningkat,” kata pria yang juga tergabung dalam Ikatan Alumni Magang Pertanian Jepang (Ikamaja).

“Para petani berharap pemerintah masih akan mensubsidi semua jenis pupuk, terutama pupuk NPK dan Organik. Dan yang penting juga sistem pendistribusian pupuk ke petani harus benar-benar ditertibkan, jangan waktunya petani perlu pupuk kenyataan di lapangan tidak ada pupuk,” tutupnya.