Nurwanto dan Syaiful Jatmiko dua orang warga Desa Hulaan Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, saat menunjukan saluran air bersih yang dijanjikan Perumda Giri Tirta.

Tergiur Promo Pemasangan Saluran Air Bersih Perumda Giri Tirta Gresik, Ratusan Konsumen Mengaku Tertipu

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Ratusan warga Desa Hulaan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengaku tertipu promo biaya murah pemasangan jaringan air bersih yang ditawarkan pihak Perumda Giri Tirta.

“Dulu Pemerintah Desa melalui Kepala Desa menyampaikan ada promo PDAM (kini Perumda Giri Tirta Gresik, Red), cukup bayar Rp 1 juta, air sudah bisa currr (mengalir, Red) di rumah. Tapi mana? Hingga dua tahun ini tidak ada kejelasan,” ujar Nurwanto (42), Kamis (7/4) salah satu warga Hulaan yang telah mendaftar dan melunasi biaya tersebut.

“Karena air bersih adalah kebutuhan utama, apalagi, pihak desa menyampaikan promo hanya berlaku untuk satu hari saja. Karena tidak punya uang, akhirnya saya pinjam uang ke saudara agar bisa mengikuti promo itu. Kondisi yang saya rasakan juga dialami sebagian warga Hulaan lainnya, bahkan ada yang terpaksa jual TV,” tutur Nurwanto bercerita.

Ia pun menyesalkan ketidakjelasan promo yang disampaikan pada tahun 2020 itu, karena hingga sekarang tidak ada realisasinya. Padahal, jaringan tersier pipa Perumda Giri Tirta Gresik sebenarnya sudah sampai di depan rumahnya.

“Warga sebenarnya sudah menyampaikan ke pihak Pemerintah Desa, jika tidak ada kejelasan lebih baik uang kami dikembalikan, biar bisa saya lunasi utang ke saudara,” ungkapnya.

“Yang menjadi korban ini jumlahnya ratusan orang yang sangat antusias mengikuti promo tersebut. Karena harga yang diberikan jauh di bawah harga normal, untuk satu Sambungan Rumah (SR) dari ketentuan Perumda Giri Tirta Gresik, sebesar Rp1.741.300,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Syaiful Jatmiko (38) warga Hulaan lainnya mengaku tertarik mengikuti promo yang disampaikan oleh Pemerintah Desa karena selama ini keluarganya kesulitan mendapatkan air bersih. Sehingga harus beli atau menyambung ke rumah tetangga yang kebetulan memiliki sumur dengan sumber air yang bersih.

“Kami sudah bolak balik menanyakan ke Pemerintah Desa, tapi tidak ada jawaban yang memuaskan. Sekarang pihak Pemerintah Desa justru meminta kita untuk menambah lagi uang Rp1.750.000 kalau mau salurannya terpasang sampai rumah,” tuturnya.

Penambahan biaya ini dibenarkan oleh warga Hulaan lain, Eni Nurhayati (34). Ia menyampaikan jika orang tuannya terpaksa menambah uang pendaftaran menjadi Rp2.750.000 agar saluran air Perumda Giri Tirta Gresik bisa terpasang hingga rumahnya.

“Sebagian warga yang mau nambah uang lagi, jaringan PDAM memang sudah ada yang terpasang di rumahnya. Tapi di rumah saya, meski sudah empat bulan melunasi biaya tambahan itu belum juga terpasang,” ucap Eni dengan nada kecewa.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, warga yang mengikuti program promo itu menyetorkan biaya pendaftaran kepada Panitia Desa, ada juga yang melalui Pengurus RT dan Perangkat Desa. Peserta promo mendapatkan kuitansi pembayaran dengan nilai Rp1 juta.

Saat dikonfirmasi awak media terkait hal itu, Edy Santoso, Ketua Panita Pemasangan Instalasi PDAM Desa Hulaan membenarkan jika pihaknya menerima uang Rp1 juta dari warga Hulaan yang mendaftar pemasangan PDAM. Bahkan, dirinya mengungkapkan jika promo itu berlaku satu hari dan sebenarnya disampaikan oleh UPT PDAM Giri Tirta Kecamatan Menganti (sekarang berubah menjadi Perumda Giri Tirta Cabang Menganti) secara lisan.

“Lengkapnya silakan konfirmasi langsung ke Kepala Desa Hulaan, sebab saya cuman ketua pengganti,” tandas Edy seraya menambahkan jika uang Rp1 juta peserta promo itu sudah dibelanjakan untuk pipa jaringan, sehingga kemungkinan sulit untuk dikembalikan,” tandasnya. (Mor)