Perbaikan jaringan pipa PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi. (dokumen)

Kurangi Kehilangan Air, PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Bentuk Tim

Loading

BEKASI (IndependensI.com)- Kehilangan atau kebocoran air saat proses produksi dan  distribusi di jaringan perpipaan, menjadi salah satu kendala di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM, secara umum. Hal ini juga yang sering terjadi di lingkungan PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi yang saat ini mempunyai pelanggan sekitar 300.000 sambungan langganan (SL).

Terkait kebocoran air tersebut,  Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Usep Rahman Salim,  menginstruksikan agar semua di 13 kantor cabang  dan 13 kantor cabang pembantu yang tersebar di wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi. Maka, setiap pimpinan cabang dan kantor cabang pembantu bersama semua karyawan, harus bekerja maksimal dan saling berkordinasi mengatasi kebocoran tersebut.

Penegasan itu disampaikan Usep Rahman Salim saat mengunjungi  Kantor Cabang Rawa Tembaga yang berlokasi di Kota Bekasi, Rabu (7/4/2022).  Untuk Cabang Rawa Tembaga, Usep memerintahkan segera membentuk tim penanganan kebocoran demi menekan tingkat kebocoran yang terjadi.

“Rawa Tembaga merupakan cabang yang menyumbangkan kebocoran terbesar bagi PDAM Tirta Bhagasasi. Segera bentuk tim penanangan agar kebocoran bisa ditekan,” kata Usep.

Diterangkan, tim tersebut nantinya bertugas melakukan pendataan terhadap titik-titik yang rawan bocor untuk selanjutnya dilakukan penggantian jaringan perpipaannya secara bertahap. Tim juga bisa mengambil tindakan terhadap para pelaku penyambungan koneksi ilegal.

“Jika memiliki rekening PDAM, maka pelaku koneksi ilegal itu harus membayar tagihannya hingga lunas, sedangkan jika bukan pelanggan maka sanksi akan ditindaklanjuti Kejaksaan Negeri Bekasi karena kami ada kerja sama penindakan,” katanya.

Usep berpesan agar tim nantinya bisa bertugas sebaik mungkin dalam menekan tingkat kebocoran. Dengan demikian akan ada peningkatan pendapatan yang bisa dibukukan karena terjadi efisiensi.

Saat ini, disebutkan tingkat kehilangan air di perusahaan BUMD ini, antara 27 sampai 30 persen. Penyebab utama kebocoran, karena pipa yang sudah usia teknis, kondisi jaringan pipa yang terganggu akibat pelebaran jalan, tekanan kendaraan mengingat sebagian besar jaringan perpipaan berada di pinggir jala raya, yang setiap saat dilalui kendaraan bertonase berat. (jonder sihotang)