Anton Charliyan Resmikan Pesantren Mukhul Ibadah Kadaun Seureuh

Loading

BANDUNG (Independensi.com)- Mantan Kapolda Jabar, Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan meresmikan Pesantren Mukhul Ibadah Kadaun Seureuh, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung beberapa hari lalu.

Sosok yang akrab disapa Abah Anton itu mengungkapkan, pesantren Mukhul Ibadah memiliki karakteristik sangat Khas dan Unik.

“Kenapa dikatakan sangat Khas? Karena mulai dari Model Bangunan, Kurikulum, tata cara berpakaian serta adat dan tradisinya lebih Khusus, yakni mensinergikan antara nilai-nilai Islami, budaya Sunda dan Nilai-nilai nasionalalis,” ujarnya, Selasa (17/5).

Abah Anton mencontohkan, gaya bangunan pesantren memperlihatkan perpaduan gaya mesjid Nabawi dengan model Mesjid Cipta rasa Cirebon peninggalan Syech Sunan Syarif Hidayatullah atau mesjid Sunan Kudus yang berbentuk gerbang candi.

“Disekitar masjid dibangun rumah-rumah panggung adat nusantara. Para santrinya memakai iket dan Pangsi, serta di lingkungan pesantren terlihat simbol-simbol merah putih ,” ujarnya.

“Berdirinya Pesantren ini merupakan salah satu solusi untuk bisa berkontribusi dalam rangka memecahkan persoalan bangsa, dimana saat ini nilai-nilai budaya dan nasionalisme sedang di dibenturkan dengan pemaham nilai-nilai agamis yang salah kaprah sehingga menyebabkan masyarakat menjadi resah, bingung dan terpecah belah,” lanjut Abah Anton yang tercatat masih Keluarga besar Ponpes Suryalaya Tasikmalaya.

Menurut Abah Anton, nilai-nilai keagamaan selama ini memang menjadi pondasi sebuah Pesantren. Namun, ia menilai, lahirnya model-model Pesantren yang juga concern pada kurikulum pembelajaran nilai budaya dan nasionalisme merupakan langkah cerdas dari para ulama, kiayi , ustad, Habaib dan tokoh agama yang masih berjiwa nasionalis.

Abah Anton meyakini pesantren ini akan jadi benteng bangsa dan negara dari kepentingan-kepentingan politisi yang sering menjual agama untuk membodohi masyarakat awam.

“Pesantren model ini mungkin yang pertama kali berdiri di Jawa Barat bahkan tidak menutup kemungkinan yang pertama di Indonesia,” kata dia.

Abah Anton berharap lebih banyak ulama, tokoh agama, tokoh budaya dan tokoh nasionalis yang mau membangun ponpes serupa demi menjaga NKRI dengan nyata, dari rongrongan kelompok-kelompok yang ingin mengganti Pancasila yang selama ini jadi dasar negara.

Pernyataan senada disampaikan salah satu tokoh anti intoleransi, Habib Haidar Alwi.

“Model-model pesantren seperti ini harus jadi cikal bakal Ponpes berbasis budaya , dan harus dikembangkan di seluruh penjuru tanah air untuk menyelamatkan NKRI dari pengaruh intoleransi dan radikalisme,”kata dia.

Diketahui jajaran para pengasuh Ponpes ini di pimpin oleh KH Syaiful Kholiq dari Lirboyo jatim, Al Habib Muhammad Iqbal Alayidrus, kemudian yang termasuk jajaran Penasihat dan Pembina adalah Habib Umar Assegaf, KH Bobon Suryalaya, dan KH Abu Yasir.

Sementara yang termasuk dalam jajaran penggagas awal berdirinya pesantren ini yakni Abah H Anton sendiri, Kh Habib Khaidar Alwi, HM Samuel Lalengko. (Hiski Darmayana)