PINTI Berikan Bantuan Air Bersih Pada Masyarakat Samosir Yang Dilanda Cuaca Ekstrem

Loading

MEDAN (Independensi) – Perempuan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (PINTI) memberikan bantuan berupa air bersih kepada masyarakat Samosir, Sumatera Utara (Sumut), baru-baru ini.

Bantuan air bersih itu merupakan upaya PINTI dalam membantu meringankan beban warga yang menghadapi cuaca ekstrem di kawasan Pulau Samosir.

Wakil Ketua PINTI Pusat, Fenny Goh, mengungkapkan, bantuan sosial kemanusiaan dari PINTI berupa penyaluran air bersih itu dilakukan selama 7 hari, dengan volume air dalam 1 tangki sebanyak 7000 liter.

“Bantuan sosial ini adalah wujud kepedulian kami terhadap masyarakat Samosir yang tengah menghadapi cuaca ekstrem saat ini, dengan harapan bisa meringankan beban mereka,” ujar Fenny dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/7/2022).

Ketua PINTI Sumut Nurni Angsana mengungkapkan, pada hari pertama yakni tanggal 30 Juli 2022 pemberian air bersih sebanyak 1 tangki air dilakukan di Desa Salaon Dolok, tepatnya di Dusun 1 dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 36 KK.

“Pemberian air bersih juga dilakukan di Desa Salaon Tonga-Tonga, tepatnya di Dusun 2 yang jumlah KK nya sebanyak 30,” ungkapnya.

Lalu pada hari ke 3, pemberian air bersih dilakukan di Desa Parmonangan, Kecamatan Simanindo dengan ‘sasaran’ sebanyak 32 KK. Pemberian air bersih juga dilakukan di Desa Orat 2, Kecamatan Palipi, tepatnya di Dusun 2 yang memiliki warga sebanyak 43 KK.

Kemudian pada hari ke 4, pemberian air bersih dilakukan di Desa Huta Ginjang, Kecamatan Palipi.

Janice, Wakil Ketua PINTI Sumut mengungkapkan, pemberian bantuan itu berawal ketika pada pekan lalu INTI mengadakan tur ke Prapat dan Balige. Ditengah tur tersebut, INTI mendapatkan informasi tentang adanya cuaca ekstrem di Pulau Samosir.

“Padahal, hujan di daerah pegunungan tersebut biasa memenuhi kebutuhan air minum masyarakat maupun kebutuhan akan air secara umum. Masyarakat selama ini berharap dari air hujan, sehingga di tiap rumah penduduk terdapat bak penampungan air yang cukup besar, yang menampung aliran air dari luar rumah melalui talang air,” papar Janice.

Janice melanjutkan, hal itu memprihatinkan karena menunjukkan penduduk diatas gunung belum terjangkau oleh pipa PAM . Dan waktu tempuh dari Danau Toba ke atas rumah penduduk sekitar 1,5 jam sampai dengan 2 jam, dengan jalan yang masih tidak rata dan curam.

“Mengetahui kondisi tersebut, Ibu Fenny Goh dan saya 2 hari sepulang dari tur INTI balik lagi ke Prapat dan menyeberang dengan kapal 30 menit ke pulau Samosir untuk melakukan survei dan mengatur pendistribusian air bersih untuk penduduk disana,” ungkap Janice.

“Penyaluran air bersih ke penduduk pun dilakukan secara ‘kanvas’, dari satu tempat ke tempat lainnya. Tidak bisa semua berkumpul disatu lokasi dikarenakan jalanan tidak rata, dan mendaki, sehingga sulit jika mengangkutnya dengan sepeda motor,” tambah Janice.

Fenny Goh pun menceritakan, ditengah perjalanan mereka bertemu warga yang mau pulang dari Gereja. Dirinya pun berbincang dengan mereka di mobil sambil mengantar mereka pulang ke rumah.

“Dari obrolan kami dengan warga terungkap, bahwa selama ini hujan tidak turun selama 1,5 bulan di kawasan ini, sehingga mereka minum air yang dimasak terlebih dahulu dari sisa air yang berwarna kuning di sawah. Padahal, sewaktu di perjalanan kami melihat air tersebut juga menjadi tempat mandinya para kerbau yang melintas, sungguh sangat memilukan hati. Tidak mungkin kita tak menolong mereka ditengah kondisi seperti itu,” ungkap Fenny.

Fenny pun mengisahkan, sewaktu tangki air datang, semua penduduk keluar dengan mengumpulkan baskom serta ember kosong di pinggir jalan sambil menunggu tangki air bantuan PINTI datang.

“Begitu berharganya air ini buat mereka, hanya air putih tapi bagi mereka sangat berharga sekali. Bahkan, sewaktu memindahkan air yang alirannya besar dan kencang itu dari satu drum ke drum berikutnya, saya tidak kuat menahan kuat arus air di pipa sehingga menjatuhkan sedikit air di tanah, lalu masyarakat spontan berteriak. Itu membuat kami melihat betapa berharganya air buat mereka,” ujar Fenny.

“Karena itu, sepulang dari sana dan membuka keran air di rumah, saya merasa bersyukur dan sangat bahagia karena dari lahir sampai sekarang tidak pernah satu kali pun merasa kekurangan air,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua PINTI Pusat, dr.Metta Agustina menyatakan, bantuan air bersih bagi masyarakat Samosir ini mencerminkan bahwa dimanapun PINTI selalu merasakan beban yang diderita masyarakat.

“Dan ketika merasakan beban masyarakat tersebut, kami pun tergerak untuk membantu semampu kami guna meringankan beban masyarakat tersebut,” ujarnya.

Sekretaris PINTI Pusat, Yenny Rosa, juga mengatakan hal serupa. Dia menegaskan, komitmen PINTI untuk membantu masyarakat yang tengah kesulitan tak akan berubah sampai kapanpun.

“Sudah menjadi komitmen kami sejak dulu hingga kapanpun, untuk membantu seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang identitas suku, agama, maupun golongan,” tegasnya. (Hiski Darmayana)