Foto : Launching Kurikulum Sejarah Lokal Kabupaten Gresik, yang digelar SMPN 17 Gresik

SMPN 17 Gresik Terapkan Kurikulum Sejarah Kearifan Lokal Damar Kurung

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Sebagai upaya untuk memahamkan peserta didik (siswa-siswi) tentang budaya daerah, SMP Negeri 17 Gresik, mulai menerapkan kurikulum sejarah lokal Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Kurikulum tersebut, merupakan bagian dari projek profil penguatan pelajar pancasila (P5) yang di gagas Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik. Untuk mengangkat atau memperkenalkan sejarah atau kebudayaan, tentang kearifan lokal di suatu daerah.

Menurut Kepala SMP Negeri 17 Gresik Rohimin, kurikulum sejarah lokal Kabupaten Gresik yang diangkat dilembaga yang dipimpinnya Yakni, memberikan pelajaran (edukasi) tentang sejarah Damar Kurung (lentera khas Gresik).

“Damar Kurung kami jadikan tema di pilot projek dalam kurikulum yang baru diterapkan ini. KarenabDanar Kurung merupakan bagian dari sejarah kearifan lokal yang ada di Kabupaten Gresik,” ujarnya kepada Independensi.com, Selasa (6/9).

Apalagi lanjut Rohimin, Damar Kurung kini telah menjadi icon Gresik hingga keberadaan telah diakui Menristek sebagai budaya khas Gresik dan menarik perhatian banyak pihak. Sehingga, keberadaannya harus bisa tetap terjaga dan terus diperkenalkan secara luas.

“Untuk memahami Damar Kurang siswa-siswi kami khususnya kelas 7, terlebih dulu diajak untuk mengetahui sejarah keberadaannya seperti apa. Sehingga, mereka paham akan budaya lokal Gresik yang harus dilestarikan dan dikembangkan oleh mereka sebagai generasi penerus,” tuturnya.

“Jika mereka telah memahami, kita kemudian akan mengajari cara membuat Damar Kurung. Tujuannya agar mereka tidak sekedar paham atau mengerti sejarah kearifan lokal, tapi juga ikut langsung melestarikannya dengan cara praktek membuat Damar Kurung,” tegasnya.

“Hasil praktek membuat Damar Kurung,  tentunya akan menjadi kebangga tersendiri bagi para siswa. Untuk itu, kita juga telah merancang kegiatan pameran Damar Kurung hasil karya dari para siswa,” tegasnya.

Rohimin menambahkan, bahwa kurikulum baru itu yang telah dilaunching bersama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, S Hariyanto pada Sabtu (3/9) lalu. Bahkan, langsung mendapat respon positif dari peserta didik (siswa).

“Anak-anak didik kami, sangat antusias saat diperkenalkan dengan kurikulum baru yang dinilai sangat menarik ini. Apalagi, topik Damar Kurung yang secara fisik sangat menarik,” tukasnya.

“Untuk memaksimalkan pemahaman akan sejarah Damar Kurung kepada anak didik, kami sampai mengundang Yayasan Gang Sebelah selaku lembaga yang konsen terhadap sejarah kearifan lokal Kabupaten Gresik. Terutama yang terkait dengan sejarah Damar Kurung,” ungkapnya.

“Kami berharap projek ini, bisa berjalan dengan hasil yang sangat baik. Sehingga, kearifan lokal lainnya di Kabupaten bisa mewarnai kurikulum sejarah lokal Kabupaten Gresik,” pungkasnya. (Mor)