Foto : Warga Pulau Bawean Gresik Jawa Timur, saat menjalani pemeriksaan mata.

Ratusan Lansia di Pulau Bawean Gresik Terdeteksi Katarak, Butuh Penanganan Segera

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Ratusan warga di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terindikasi mengalami gangguan pengelihatan (Katarak). Ironisnya, beberapa diantaranya bahkan tidak mengetahuinya.

Kondisi ini, yang membuat tim dari Eyelink Foundation terjun untuk melakukan upaya penanganan. Karena, Katarak merupakan penyebab kebutaan terbesar di Indonesia, untuk itu penderitanya butuh penanganan yang baik dan segera.

Kordinator tim Eyelink Foundation Surya Bagus Jatmiko, mengatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan mata dasar timnya di Kecamatan Tambak selama 3 hari (24 – 26 November 2022) ditemukan ada ratusan orang terindikasi Katarak maupun Pterygium.

“Ada 112 lansia (lanjut usia) di Kecamatan Tambak di Pulau Bawean, yang terindikasi Katarak dan 41 lansia terindikasi Pterygium dari total 389 orang lansia dari 16 desa yang telah diperiksa,” ujarnya, Senin (28/11).

“Beberapa lansia diantaranya memang mengeluh mata buram dan terkendala dalam beraktivitas. Namun mereka menganggap hal ini bukan suatu masalah besar,” ungkapnya.

Pemeriksaan tersebut, lanjut Surya dilakukan di Puskesmas Tambak. Karena skrining (pemeriksaan mata dasar) ini, merupakan agenda pembuka dari program “Membuka Lentera Bawean” Eyelink Foundation dengan berbagai pihak. Seperti Dinas Kesehatan, Natamata Eyewear, Klinik Mata KMU, Perdami, IDI, Ika Unair, Kodim, dan berbagai pihak lainnya.

“Program ini tujuannya fokus dalam pemberantasan kebutaan, karena gangguan penglihatan dalam kurun waktu 1 tahun ke depan atau hingga akhir Desember 2023,” sambungnya.

“Selain operasi katarak gratis, kita juga berikan operasi pterygium gratis dan kacamata gratis bagi siswa sekolah,” imbaunya.

Karena penemuan penderita Katarak yang cukup tinggi, Surya menambahkan pihaknya akan melanjutkan pemeriksaan mata di Puskesmas Sangkapura uang masih diwilayah Pulau Bawean.

“Kalau sudah terindikasi Katarak, maka harus segera dilakukan operasi Katarak untuk mengembalikan kondisi penglihatan agar aktivitas tidak terhambat, dan penderita bisa lebih produktif lagi,” terangnya.

Sementara, salah seorang penderita Kurdi (64) mengaku terbantu dengan adanya pemeriksaan ini. Gejala mata buram yang ia alami selam ini telah terjawab sudah. “Ternyata Katarak ya,” ucap warga Teluk Jati, Kecamatan Tambak ini.

Menurutnya, penglihatannya mulai buram di beberapa tahun terakhir. Karena masih merasa bisa beraktivitas, maka hal ini tidak terlalu ia khawatirtkan. Sekarang Ia bersyukur, sudah ditangani dan dirinya berharap bisa melakukan aktivitasnya sebagai nelayan kembali dengan pengelihatan lebih jelas.

“Sudah tidak sabar untuk segera dioperasi, tadi juga sudah dijelaskan kalau operasinya cepat dan tidak sakit, jadi lega,” tukasnya.

Terpisah, Kepala Puskesmas Tambak dr. Zulfiyan Nasrullah menyampaikan dengan datangnay tim Eyelink Foundation ini sangat membantu masyarakat Bawean khususnya. Sebab, poli mata dan juga tindakan Operasi Katarak belum ada di sini (Pulau Bawean).

“Eyelink Foundation tentu sangat membantu masyarakat Bawean, sebab jika mereka berobat sendiri akses untuk periksa ke Gresik kan membutuhkan biaya, mulai dari transportasi hingga penyewaan yang membutuhkan tambahan biaya,” tandasnya. (Mor)