Foto : Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani

Dua Tahunan Memimpin, Trobosan Edukatif Bupati Gresik Diapresiasi Masyarakat

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Meski kurang lebih baru dua tahun memimpin, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mampu membuat terobosan luar biasa dalam memecahkan problematika yang terjadi ditengah masyarakatnya  Dengan membuat program Nawa Karsa, 

Mulai dari mengatasi persoalan pengangguran, peningkatkan kualitas pendidikan hingga perbaikan infrastruktur untuk masyarakat. Sebab dua hal ini, menurut orang nomor satu di pemerintah kabupaten Gresik sangatlah penting dan saling berkaitan.

Salah satunya melalui program bertajuk Gresik Cerdas, Gus Yani sapaan akrab Bupati milenial itu. Ia mencoba berikhtiar untuk mencarikan solusi terbaik, dalam menekan angka pengangguran di wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

“Angka pengangguran di Kabupaten Gresik relatif masih cukup tinggi, tentu hal ini menjadi konsen kami untuk menurunkannya. Apalagi, kita telah memiliki satu program Gresik Cerdas yang dikhususkan untuk menangani hal tersebut,” ujarnya, Rabu (7/6).

“Kami optimis jika program Gresik Cerdas, berjalan dengan baik dan tuntas tentu efek domino yang ditimbulkan akan sangat luar biasa,” sambungnya.

Menurut Gus Yani berbagai upaya agar tidak terus melonjak, telah dilakukan pemetaan. Baik dalam hal wilayahnya maupun penyebabnya, sehingga pihaknya bisa melakukan langkah kongkrit dengan tepat.

“Penyebab tingginya angka pengangguran, ada banyak variabel. Bisa jadi karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat atau minimnya lowongan pekerjaan,” tuturnya.

“Kabupaten Gresik telah dikenal sebagai daerah kawasan industri, karena menjamurnya sejumlah perusahaan berskala menengah kebawah hingga menengah keatas. Sehingga, muncul persepsi bahwa masyarakatnya akan sangat mudah untuk mendapatkan pekerjaan,” ungkapnya.

“Persepsi itu tidak salah, jika dinilai dalam sudut pandang subyektif bukan yang obyektif. Sebab, untuk bisa mendapatkan pekerjaan layak tentunya dibutuhkan perangkat pendukung. Salah satunya, tentu sumber daya manusia (SDM).

Mereka (pekerja) jika memang memiliki kualitas atau ketrampilan, tentu perusahaan akan welcome. Tapi jika sebaliknya, perusahaan juga akan sulit untuk memberikan peluang,” tegasnya.

Langkah yang kami ambil tidak sebatas pada pemdidikan formal disekoah saja, tetapi juga membuka ruang kesadaran masyarakat untuk belajar mandiri dengan potensi atau ketrampilan yang dimiliki melalui sektor UMKM (usaha mikro kecil.menengah),” tukasnya.

Sehingga sambung Gus Yani, pihaknya melakukan penataan kawasan dengan melakukan revitalisasi kawasan heritage atau Kota Tua Gresik yang saat ini dikenal dengan sebutan Bandar Grissee. Untuk menjadikannya menarik, dengan harapan akan mampu mengeliatkan roda perekonomian mandiri masyarakat.

Sebab keberadaan tujuan revitalisasi Bandar Grisse yang terletak di Jalan Basuki Rahmat Gresik, selain diharapkan masyarakat bisa mengenang warisan budaya multikultural yang hanya dimiliki wilayah tertentu saja. Tentu ini merupakan bagian dari upaya kami dalam melestarikan serta menjadikannya sebagai wisata edukasi bagi masyarakat luas,” paparnya.

“Kita lihat setiap malam minggu kawasan Bandar Gresik sangat ramai dikunjungi masyarakat, tentu hal ini akan berdampak positif bagi pelaku usaha yang ada disekitarnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan, geliat ekonomi akan tumbuh dengan baik jika masyarakat mampu membaca peluang yang ada,” pungkasnya. (Mor)