Psikolog : Sebagian Warga DKI Tidak Peduli Covid 19

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pandemi Covid 19 yang tidak berkesudahan membuat warga di Ibukota memiliki sikap yang berbeda. Ada yang ketakutan ada pula yang tidak peduli lagi dengan keberadaan Covid 19.

Menurut Psikolog Liza Marielly Djaprie, masyarakat DKI Jakarta merespons Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan dua reaksi berbeda. Liza memantau, sebagian masyarakat masih ketakutan akan Covid-19 hingga amat mematuhi PSBB. Di lain sisi, lainnya sudah tak peduli lagi PSBB karena dianggap tak berarti apa-apa.

“Masyarakat ada yang mulai santai banget, ada yang masih butuh PSBB dan inginnya semua orang di rumah saja. Masyarakat jadinya terpecah dua,” kata Liza dalam paparan hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) pada Rabu (14/10/2020).

Liza menjelaskan, tipe masyarakat yang abai PSBB muncul karena keresahan dalam dirinya. Tipe masyarakat ini memandang kehadiran PSBB tak memberi dampak signifikan bagi penyelesaian pandemi. Mereka juga terpaksa menerabas PSBB demi mengais rezeki.

“Ada orang enggak perlu PSBB karena karakter masyarakat kita rasa ingin tahu besar, guyuban, bisa merabas segala hal. Contoh, saat bom Sudirman orang malah pada datang, enggak takut bom susulan,” ujar Liza.

Padahal, bagi yang mendukung PSBB, menurut Liza, ada yang mulai mengalami gangguan psikis, terutama peningkatan kecemasan. Mereka juga terganggu jiwanya karena PSBB berkepanjangan.

“Yang takut sudah mulai pada datang ke psikolog. Mereka takut kena Covid-19, sampai dampak kondisi isolasi. Untuk tipe orang sosial, sangat sulit ketika tak bisa kelola stres, insomnia berat, gemetaran efek kecemasan tinggi,” sebut Liza.

Dalam survei KedaiKOPI, sebanyak 48,7 persen responden menilai PSBB tak efektif. Sedangkan 49,8 persen responden merasa PSBB berjalan efektif. Sisa responden menyatakan tidak tahu.