JAKARTA(Independensi.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung pengembangan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Candi Borobudur dalam rangka mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara, salah satunya melalui peningkatan kualitas rumah untuk pengembangan usaha pondok wisata (homestay) dan usaha pariwisata lainnya. Kawasan Borobudur telah ditetapkan sebagai salah satu KSPN Prioritas atau 10 “Bali Baru” yang dikembangkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
“Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities dan event, baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul. Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dilakukan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Menteri Basuki.
Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa III Daerah Istimewa Yogyakarta Ditjen Perumahan di Tahun 2020, telah mengalokasikan peningkatan kualitas rumah untuk pengembangan usaha pondok wisata (homestay) dan usaha pariwisata lainnya melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk dua jenis rumah, yakni sebesar Rp 43,35 miliar untuk perbaikan dan pengembangan rumah yang memiliki fungsi usaha dan Rp 12,25 miliar untuk untuk perbaikan dan pengembangan rumah tanpa fungsi usaha.
Program BSPS di KSPN Borobudur tersebut dialokasikan untuk Peningkatan Kualitas Rumah dengan fungsi homestay & usaha pariwisata lainnya sebanyak 377 unit dan peningkatan kualitas rumah tanpa fungsi usaha di koridor sebanyak 350 unit yang tersebar di 15 desa/kelurahan.
Hingga saat ini tercatat progres pembangunan tahap 1 sebanyak 80 Unit berjalan dengan rutin dan mengalami progres yang signifikan dari tiap minggunya, dengan rata-rata persenan progres dari masing-masing desa dengan rincian Kelurahan Mendut sebesar 73,33 %, Desa Wanurejo 80,58 %, Desa Borobudur 90,91 %, dan Desa Karangrejo 84,24 %. Selanjutnya dari ketiga desa/kelurahan pada tahap 2 dan 3 percepatan dengan total 36 unit homestay, sudah dimulai pengerjaan penggalian pondasi pada 3 desa/kelurahan yaitu Borobudur, Mendut-Bojong dan Candirejo.
Konsep pengembangan pondok wisata tersebut berupa rumah mengelompok (kluster) yang dilengkapi jalan setapak antar rumah/jalan lingkungan yang menghubungkan satu rumah dengan yang lain, penerangan jalan setapak/lingkungan, taman, drainase, jaringan air bersih, tempat pembuangan sampah, dan tempat duduk di taman.
Selain berbentuk kluster, pengembangan pondok wisata juga akan dibuat dengan konsep koridor yang dilengkapi parkir motor, deret warung, dan deret hunian. Konsep koridor tersebut mengadopsi budaya setempat yang salah satunya diterapkan di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Dengan penataan dan pengembangan Pondok Wisata Candi borobudur diharapkan mampu menciptakan penataan ruang publik yang sesuai dengan karakteristik dan kearifan lokal budaya daerah melalui berbagai macam strategi. Sektor pariwisata diharapkan menjadi sektor andalan untuk mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.(wst)