JAKARTA (Independensi.com) – Novita Hardini, Anggota DPR RI Komisi VII, menyoroti tantangan pembiayaan yang dihadapi para pelaku UMKM di Indonesia. Hal itu ia sampaikan di acara “Ngobrol In DPR” yang bertajuk “Bersama Majukan Pariwisata & UMKM,”. Novita mengungkapkan kekhawatirannya atas bunga pinjaman yang masih tinggi, yang dinilai memberatkan UMKM.
“Ketika pelaku UMKM mendapat pinjaman dengan bunga sebesar 9 persen, mereka harus bisa bersaing dengan investasi di instrumen lain, seperti emas, yang hanya menawarkan 8 persen. Hal ini sangat memberatkan pelaku UMKM,” ungkap Novita, Kamis (7/11).
Kegiatan yang berlangsung secara live instagram @dpr_ri dan @turahparthayana seorang Entrepreneur, Novita menekankan bahwa persoalan ini membutuhkan pendekatan menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir, dengan melibatkan eksekutif dan legislatif untuk mengeluarkan kebijakan yang melindungi kepentingan rakyat dan ekonomi nasional.
“Untuk membangun ekonomi nasional dan pariwisata, diperlukan kolaborasi erat antara eksekutif dan legislatif dalam melindungi UMKM,” tambah Novita.
Tidak hanya itu, anggota DPR RI perempuan satu-satunya yang terpilih dari dapil Jatim VII itu menekankan pentingnya gotong royong semua pihak dalam mendorong UMKM sebagai motor perekonomian. Lebih lanjut, Novita mendorong agar pemerintah daerah fokus pada pengembangan edukasi keuangan dan digitalisasi bagi UMKM.
“Intinya, setiap daerah perlu memperkuat program inkubasi yang fokus pada manajemen keuangan dan digitalisasi. Fokus pada dua hal ini di tahun ini akan sangat membantu UMKM,” ujarnya politisi PDI Perjuangan itu.
Novita berharap UMKM dapat lebih mandiri dan tangguh menghadapi tantangan ekonomi yang terus berkembang sebagai upaya memajukan ekonomi nasional. (frd)