Menurut Wakil Bupati (Wabup) Gresik, Asluchul Alif, langkah yang dilakukan pihaknya merupakan wujud komitmen agar Puskesmas itu bisa segera melayani pasien BPJS sekaligus percepatan proses akreditasi.
“Pembangunan ruang rawat inap di Puskesmas Sangkapura ini, merupakan bagian dari program 100 hari kerja yang harus direalisasikan. Kami tidak ingin masyarakat Bawean mengalami kesulitan akses layanan kesehatan,” ujarnya Rabu (23/4).
“Dengan adanya Ranap di Puskesmas Sangkapura, BPJS harus dimaksimalkan. Kita butuh gerak cepat, sebab banyak pasien non-emergency datang ke rumah sakit dan ditolak. karena memang RS diperuntukkan bagi kasus darurat dan spesialistik. Kalau Puskesmas memiliki ranap, pelayanan akan lebih efektif dan terdistribusi,” tuturnya.
Wabup juga menyampaikan bahwa saat ini tersedia empat kamar ranap dan direncanakan akan ada penambahan hingga akhir tahun ini. Bahkan, ia optimis keberadaan ranap ini tidak hanya meningkatkan mutu pelayanan, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan tenaga kesehatan.
“Kalau ranap ini berjalan baik, saya jamin pegawai Puskesmas Sangkapura akan semakin sejahtera,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara Puskesmas dan RSUD Umar Mas’ud. “Komunikasi dan rujukan harus berjalan baik. Jika dokter spesialis di RS bisa mendukung Puskesmas, masyarakat akan jauh lebih mudah mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan,” tuturnya.
“Saya sangat titip pulau ini. Jangan sampai masyarakat Bawean merasa tidak terjamin kesehatannya. Ini amanah yang harus kami tunaikan,” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, dr. Mukhibatul Khusnah, menyampaikan apresiasinya kepada Bupati dan Wabup Gresik atas dukungan luar biasa terhadap peningkatan fasilitas kesehatan.
“Program Gresik Sehati yang menjadi prioritas dalam 100 hari kerja, kini telah terealisasi dengan penambahan enam puskesmas ranap termasuk di Sangkapura. Dengan demikian kami harapkan perawatan dapat dilakukan lebih dekat, cepat, dan intensif,” pungkasnya. (Mor)