BALI (IndependensI.com) – Setelah beberapa kali hari Senin (2/7/2018) pagi hingga sore hari mengalami erupsi, Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem Senin malam kembali mengalami erupsi yang disertai dentuman. Erupsi yang terjadi pukul 21:04 WITa yang disertai suara gemuruh itu juga disertai lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km.
Berdasarkan sumber data, KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Agung menunjukkan gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut, tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara strombolian dengan suara dentuman.
Saat ini Gunung Agung masih berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. (hidayat)