Siapkah Elemen Pendidikan Hadapi Perubahan Sistem Seleksi Masuk PTN?

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Dari kiri ke kanan Head of Content Quipper Indonesia Pipit Indrawati bersama Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran Dr. Arry Bainus, Kepala Kasi Teknologi Pembelajaran dan Akademik M.A Fajar Priautama dan Horale Tua Simanullang, S.Pd, MM, Kepala Sekolah SMAN 61 Jakarta Horale Tua Simanullang saat Diskusi Pendidikan di Pinang Distro, Kuningan, Jakarta, Selasa 19/2/2019)

Memasuki awal tahun dan semester genap kalender akademik, siswa di Indonesia kini tengah disibukkan dengan persiapan Ujian Nasional dan seleksi masuk perguruan tinggi negeri.

Ada 2 jalur yang dibuka pemerintah yaitu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang merupakan jalur undangan prestasi akademik dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang merupakan ujian terbuka bagi calon mahasiswa yang ingin masuk PTN. Kedua hal tersebut selalu menjadi topik penting dan selalu menarik perhatian, khususnya SBMPTN.

Tercatat pada tahun 2018 kata kunci SNMPTN dicari lebih dari 2 juta kali dan kata kunci SBMPTN dicari lebih dari 4 juta kali melalui mesin pencari Google. Jumlah tersebut diprediksi akan meningkat karena tahun ini pemerintah melalui Kementerian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi membuat peraturan terbaru. Pada SNMPTN 2018, PTN wajib menyisihkan minimal 30% daya tampung mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN. Sedangkan, tahun ini PTN hanya wajib menyisihkan 20% saja.

Penurunan persentase tersebut dilakukan untuk melihat efektivitas penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN yang tahun ini sistem pelaksanaannya mengalami perubahan yang cukup signifikan.

Selain mengubah sistem ujian menjadi berbasis komputer, sistem penilaian dan periode pelaksanaan pun juga berubah.

iperKepala Seksi Pembelajaran dan Teknologi Kemenristek Dikti Bapak Fajar Priautama menjelaskan, “perubahan tersebut dilakukan untuk perbaikan baik dari sistem maupun dari sisi penerimaan, sehingga PTN dapat menyaring calon mahasiswa terbaik.”

Jika dulu pelaksanaan ujian dilaksanakan satu kali saja, kini ujian dapat dilakukan sebanyak dua kali dengan waktu yang dapat ditentukan sendiri oleh peserta. Hal ini dapat dilakukan karena ujian berlangsung beberapa kali selama periode SBMPTN 2019 berlangsung, sejak Maret – Mei 2019. Selain itu siswa dapat mendaftarkan diri ke PTN setelah mendapatkan nilai dari SBMPTN

“Kami melakukan persiapan yang sangat serius terkait konten. Khusus untuk SBMPTN, kami mempersiapkan Paket Intensif SBMPTN 2019 yang berisi paket prediksi soal, tryout, bank soal SBMPTN sebelumnya serta tips dan trik cara mengerjakan soal. Tim konten juga telah menyiapkan konten soal yang mengandung materi High Order Thinking Skills (HOTS) sesuai dengan arahan pemerintah”

Pipit juga menambahkan bahwa Quipper juga menyiapkan fitur Quipper Video Masterclass untuk membantu siswa untuk memperdalam pembelajarannya secara personal melalui tutor dan kakak pembimbing yang siap dapat berkomunikasi langsung via chat di aplikasi.

Dalam diskusi tersebut hadir pula Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Padjadjaran Bapak Dr. Arry Bainus, M.A.dan Horale Tua Simanullang, S.Pd, MM – Kepala Sekolah SMAN 61 Jakarta. Keduanya mengaku bahwa PTN dan sekolah telah siap menerima perubahan sistem dan melakukan sosialisasi kepada para peserta seleksi penerimaan mahasiswa baru.

Diharapkan dengan berbagai persiapan yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi Negeri, Sekolah dan juga swasta, peralihan sistem ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat memudahkan calon mahasiswa.

Sebagai perusahaan edukasi teknologi Quipper juga berharap perubahan sistem ini dapat berjalan s=ecara berkesinambungan dan tentunya membantu persiapan calon mahasiswa secara maksimal melalui konten paket intensif SBMPTN 2019 serta Quipper Video Masterclass.