Wacana NKRI Bersyariah Tidak Relevan

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Wacana NKRI Bersyariah dinilai sangat tidak relevan dengan Indonesia yang terdiri dari  beragam agama. Selain itu, wacana itu sama saja dengan mencederai Pancasila yang telah terbukti mampu menjadi ideologi bangsa yang mengayomi semua golongan agama di Bumi Nusantara.

“Wacana NKRI bersyariah yang berkembang saat ini telah mencederai Pancasila yang inklusif dirubah menjadi eksklusif hanya untuk golongan agama tertentu,” kata mantan Mantan menteri luar negeri, Dr Alwi Shihab di Jakarta, Jumat (23/8/2019).

Selain itu, lanjut Alwi, NKRI bersyariah itu adalah ide yang bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh para pendiri bangsa ini. “Kalau kita mengatakan bersyariah maka berarti tidak inklusif, tidak mengajak seluruh komponen bangsa dari kelompok keagamaan yang lain. Padahal sebenarnya Pancasila itu sendiri sudah memberikan memberikan makna dan semangat persatuan diantara semua kelompok. Sehingga kalau ada ide baru untuk menjadikan NKRI bersyariah, maka seakan-akan kelompok Islam ini ingin mengenyampingkan atau mengeluarkan kelompok-kelompok non-muslim dari negara ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, mantan Ketua Umum PKB ini menjelaskan, sebenarnya semua agama termasuk Islam, inti ajarannya adalah hubungan harmonis antar sesama. Bukan saja antar manusia dengan manusia, tetapi juga  manusia dengan lingkungan, manusia dengan binatang, manusia dengan alam semesta,  kesemuanya itu diarahkan kepada suatu hubungan yang harmonis.

“Agama selalu menganjurkan untuk kita dapat me-manage, mengatur perbedaan-perbedaan diantara kita. Ini mengajarkan kita untuk saling menghormati dan saling mencari titik-titik temu di antara agama-agama atau di antara nilai-nilai yang ada di antara agama-agama yang ada di Indonesia ini. Sehingga dengan demikian kita bisa membangun negara ini secara baik dan secara harmonis dan penuh dengan rasa persatuan. Jadi tidak dibenarkan suatu kelompok melakukan suatu hal yang bisa mencederai perasaan kelompok lain,” papar Alwi Shihab.

Alwi menguraikan, bahwa dalam Islam jelas yaitu mencari titik temu di antara kelompok-kelompok agama. Titik temu itu tidak lain adalah Pancasila yang mana Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah suatu ideologi yang mempersatukan semua etnis, semua kelompok keagamaan dan menjadikannya sebagai sumber pemersatu bangsa bukan monopoli satu agama. Pancasila milik semua warga dan semua kelompok keagamaan yang ada di tanah air ini

“Jadi para founding fathers telah bersatu dan berjuang untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari kekuatan kolonial. Mereka juga berasal dari semua agama di Indonesia, bukan hanya agama Islam saja,” tutur adik cendekiawan muslim Quraish Shihab ini.

Dengan demikian, lanjut Alwi, orang yang beragama harus selalu mengacu kepada nilai-nilai yang diajarkan oleh agama itu, Dan tidak ada satu agama pun yang tidak mengajarkan nilai-nilai, saling menghormati, saling mencintai, saling menerima perbedaan dan tidak ada satu agama pun yang mengajarkan kekerasan atau permusuhan.

Alwi menilai, apa yang terjadi di dunia ini, banyak pihak yang menggunakan agama sebagai tameng untuk mencapai kemenangan dari pihak lain. Padahal semua ajaran agama yang ada semuanya mengajarkan cinta sesama, hormat antar kelompok dan saling berusaha untuk menyatukan pendapat demi tercapainya suatu bangsa dan negara yang sejahtera,” katanya.

Ia juga menggarisbawahi keberadaan paham-paham radikal yang saat ini yang mengacu kepada upaya untuk memaksakan kehendak dan mempersalahkan pihak lain dan menganggap bahwa mereka paling benar.

“Kelompok-kelompok radikal inilah yang mengklaim kebenaran untuk kelompoknya dan menganggap kelompok lain itu salah,” tandas mantan Utusan Khusus Presiden Untuk Urusan Timur Tengah tersebut.