BEKASI (Independensi.com) – Pembangunan berbagai proyek di ruas jalan tol Jakarta -Cikampek (Japek), kini semakin menumpuk. Dampaknya, kemacetan sangat dirasakan pengguna jalan.
Mulai 2017 saat bersamaan ada empat proyek berjalan. Yakni, Jalan tol layang (elevated) hingga Karawang, LRT Jakarta-Bekasi Timur, Kereta cepat Jakarta- Bandung, dan jalan tol Cibitung- Cilincing di simpang susun Cibitung kilometer 25 Kabupaten Bekasi.
Tanggal 6 Juli 2017, pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang memiliki panjang 36 km, sudah dimula pembangunannya. Jalan layang tol itu, bangun dengan investasi Rp 16.23 triliun oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dengan konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Ranggi Sugiron Perkasa.
Pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II terdiri dari sembilan seksi yaitu, Seksi Cikunir-Bekasi Barat 2.99 km, Seksi Bekasi Barat-Bekasi Timur 3.63 km, Seksi Bekasi Timur-Tambun 4.34 km, Seksi Tambun-Cibitung 3.30 km, Seksi Cibitung-Cikarang Utama 4.46 km, Seksi Cikarang Utama-Cikarang Barat 2.72 km, Seksi Cikarang Barat-Cibatu 3.16 km, Seksi Cibatu-Cikarang Timur 2.45 km, dan Seksi Cikarang Timur-Karawang Barat 9.79 km.
Sementara itu, tahap uji coba High Occupancy Vehicle (Hov) Lane atau koridor khusus Bus Transjabodetabek di lintasan tol Jakarta-Cikampek, mulai memasuki agenda evaluasi.
“Bila hasilnya positif, maka Kementerian Perhubungan akan membangun jalur permanennya di lintasan tol seperti koridor khusus Transjakarta, tapi kalau gagal akan dicari solusi lain,” kata Humas PT Jasa Marga Jakarta – Cikampek Handoyono di Bekasi, kemarin.
Disebutkan, koridor khusus itu merupakan sebuah terobosan para operator lalu lintas untuk memindahkan penumpang dari kendaraan pribadi ke moda transportasi umum massal. Tujuannya adalah pengurangan titik kemacetan dengan dipindahkannya pengguna kendaraan pribadi kepada angkutan umum, katanya.
Masa uji coba HOV Lane selama sepakan lalu, hanya diberlakukan pada jam kerja pegawai mulai pukul 06.00-09.00 WIB dengan trayek perdana Summarecon Bekasi-Bundaran HI Jakarta.
Selama masa operasionalnya, kata Handoyo, HOV Lane yang digunakan Transjabodetabek hanya bagian bahu jalan tol saja. Sebanyak sembilan bus yang diuji coba melalui HOV Lane itu dikawal oleh petugas Vooridjer Kementerian Perhubungan melintasi bahu jalan.
Handoyo mengakui situasi pengerjaan megaproyek infrastruktur di lintasan Tol Jakarta-Cikampek itu turut menyebabkan gangguan terhadap lintasan bus Transjakarta akibat penyempitan badan jalan. Bahu jalan ke lajur satu tidak ada pembatas, mungkin kalau pertama melihat akan ada pengguna yang kage,”katanya.
HOV Lane yang digarap oleh Badan Pengelola Transportasi Transjabodetabek (BPTJ), menyasar badan jalan tol Jakarta-Cikampek mulai dari Bekasi Barat dan keluar di GT Cawang Jakarta.
Titik kepadatan yang dilalui bus Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) masih terpantau di KM11 Cikunir, Kota Bekasi akibat penyempitan badan jalan yang tertutup Moveable Concrete Barrier (MCB) atau barrier pengerjaan infrastruktur Jakarta Eleveted.
Handoyono menyadari bahwa bahu jalan secara peruntukannya hanya boleh dilalui bila terjadi situasi darurat, namun pihaknya merasa perlu untuk berpartisipasi dalam program tersebut sebagai dukungan atas terobosan dalam lalu lintas sebagai solusi pengentasan kemacetan.
Sebelumnya, direksi pengelola jalan tol ini mengakui, berbagai proyeksi itu baru rampung tahun 2019. Pihaknya mengakui, kemacetan akan terus terjadi di ruas jalan tol itu. Maka, diharapkan pengguna jalan tol bersabar dan dapat menggunakan jalur alternatif jika terjadi kemacetan. (jonder sihotang)