Meski Hati Menangis, Dedi Mulyadi Pahami Keinginan DPP Golkar

Loading

BANDUNG (IndependensI.com) – Keinginan Bupati Purwakarta yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi menjadi orang nomor satu di Jawa Barat semakin tipis, bahkan dapat dikatakan sudah kandas. Kalau partai sendiri tidak mencalonkan, maka peluangnya untuk maju menjadi Calon Gubernur Jawa Barat hanya dari partai lain. Tentu saja peluang itu semakin kecil, karena masing-masing partai akan mencalonkan kadernya dulu baru kader lain.

Meski tidak dicalonkan partai sendiri, Dedi Mulyadi menunjukkan sikap sebagai seorang kader yang loyal. Padahal, Dedi sudah mempersiapkan diri sejak lama, termasuk mempersiapkan strategi agar bisa memenangkan Pilkada 2019 di Jawa Barat yang diprediksi bakal berat. Calon-calon yang maju di Pilkada Jabar memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi, terutama menghadapi Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.

Partai Golkar yang pragmatis lalu memutuskan untuk mendukung Ridwan Kamil berpasangan dengan anggota DPR RI Daniel Muttaqien. Keputusan Partai Golkar itu ibarat petir di siang bolong bagi Dedi Mulyadi. Bagaimana hati Dedi tidak menangis kalau partai Golkar   justru mengedepankan orang lain.

Sementara itu, dirinya sebagai Ketua DPD Golkar Jawa barat yang sudah berkorban menjaga marwah partai tidak dicalonkan. Tapi itulah risiko dalam berpartai dan berpolitik dalam partai, karena harus menjunjung tinggi dan mengamankan keputusan tertinggi partai.

Oleh karena itu, Dedi Mulyadi menyatakan siap dan memahami keputusan partai, sekalipun secara manusia pasti hatinya menangis. Dedi Mulyadi menyatakan dirinya bisa memahami keinginan DPP Partai Golkar yang mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Anggota DPR RI Daniel Muttaqien untuk maju dalam Pilgub Jawa Barat pada Tahun 2018.

“Selama ini orang banyak bertanya bagaimana sikap saya. Sikap saya adalah memahami keinginan DPP Partai Golkar, sekalipun saya ditinggalkan partai Golkar dalam Pilkada ini,” kata Dedi Mulyadi  di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Senin (6/11/2017).

Dedi Mulyadi mengaku sering ditanya media tentang sikap dirinya terhadap pengusungan Emil dan Daniel Muttaqien oleh DPP Partai Golkar. Dedi yang menjabat sebagai Bupati Purwakarta itu menuturkan rekomendasi yang diantarkan langsung oleh Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham kepada Ridwan Kamil menjadi bagian dari pendewasaan politik.

Oleh karenanya, ia lebih memilih mengamalkan doktrin kekaryaan yang ia pelajari dari partai berlambang pohon beringin tersebut sebagai pelayan publik.

“Saya anggap ini pendewasaan politik. Karena itu, saya lebih memilih fokus dalam tugas saya sebagai pelayan publik di Purwakarta atau dimana pun selama masyarakat menghendaki,” katanya berdiplomasi.

Selama menjadi bagian partai ini Dedi Mulyadi merupakan kader Golkar yang telah berhasil menjaga elektabilitas Partai Golkar di Jawa Barat untuk terus melaju positif. Sebelum menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi diketahui pernah menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta dan Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat pada masa kepemimpinan Irianto MS Syafiudin alias Yance, ayahanda dari Daniel Muttaqien, pria yang digadang Partai Golkar mendampingi Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat.

Dedi mengatakan karena Partai Golkar sudah menjadi rumah baginya maka dirinya menampik tuduhan akan meninggalkan Partai Golkar. Dedi justru menyesalkan atas sikap DPP Partai Golkar yang tidak memperhatikan aspirasi kader yang berkembang selama ini terkait dengan berbagai isu termasuk Pilgub Jawa Barat.

“Siapa yang meninggalkan Partai Golkar? Yang ada itu, sikap elit DPP Partai Golkar yang sudah meninggalkan aspirasi kader. Sebagai Ketua DPD, saya akan terus menjalankan doktrin kekaryaan yang digariskan Partai Golkar,” katanya. (dari bebagai sumber/kbn)