Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ketike merayakan Tahun Baru dengan Masyarakat Siantar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Cagub Sumut, PDIP Cenderung Pilih Djarot, Ketimbang Effendy dan Japorman

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) segera mengumumkan bakal calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) dalam waktu dekat. Setelah melalui proses penjaringan yang dilakukan oleh DPP PDI-P, akhir mengerucut pada tiga nama yakni pertama Ketua DPD PDI-P Sumut, Japorman Saragih, Anggota Komisi I DPR RI, Effendy Simbolon dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. “Kami akan segera mengumumkan siapa yang akan dipilih untuk menjadi calon Gubernur Sumut,” kata Sekjen PDIP, Hasto Kristyanto di Jakarta, Selasa (2/1/2018).

Mengenai dimasukkannya nama Djarot Saiful Hidayat untuk bakal calon Gubernur Sumut karena adanya masukan masyarakat. Djarot sangat populer di masyarakat karena pernah menjabat Wakil Gubernur dan juga Gubernur DKI Jakarta. Ketulusannya bekerja untuk melayani rakyat serta bersih dari kasus korupsi membuat masyarakat senang terhadap Djarot.

Selain itu,  pengalaman Djarot memimpin sebagai kepala daerah mulai dari Blitar hingga Gubernur DKI Jakarta merupakan modal besar untuk bisa membangun Sumut agar tidak tertinggal dibanding daerah lainnya. Djarot dinilai teruji dan konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat dan kemajuan bangsa.

Politikus PDIP Maruarar Sirait menambahkan pemerintahan Provinsi Sumut perlu memiliki kepala daerah yang bersih dari kasus korupsi dan mau berperan membersihkan praktek kotor tersebut. Pejabat di Sumatera Utara dalam beberapa periode terakhir banyak terjerat kasus korupsi, sehingga daerah Sumut menjadi tidak maju karena APBD selalu dikorupsi. “Kalau pemimpin tidak anti korupsi, maka tidak akan ada perubahan di Sumatera Utara,” kata Maruarar.

Selain mengumumkan bakal calon Gubernur Sumut, PDI-P juga akan segera mengumumkan bakal calon Gubernur Jawa Barat dan Jawa Tengah. Khusus untuk bakal calon Gubernur Sumut, PDI-P lebih cenderung mengusung Djarot Saiful Hidayat karena pertarungan di Pilkada Sumatera Utara akan keras.

Isu SARA dan ujaran kebencian kemungkinan besar diolah oleh partai politik tertentu seperti Pilkada DKI Jakarta, sehingga petinggi partai PDIP harus ekstra hati-hati untuk mengusung calonnya. Kalau dicari kelemahan dari berbagai isu SARA dan lainnya, maka Djarot Saiful Hidayat lebih minim.

“Djarot juga dinilai calon yang bersih dan bisa mengimbangi calon gubernur yang diusung partai lain seperti Tengku Erry Nuradi (petahana) dan Edy Rahmayadi (Pangkostrad). Tengku Erry Nuradi dicalonkan Nasdem, Hanura, sedangkan Edy Rahmayadi dicalonkan oleh Partai Gerindra, PKS dan PAN.

Menurut sumber tadi, posisi Efendy Simbolon atau Japorman Saragih kemungkinan menjadi Wakil Gubernur. Dengan demikian, potensi PDI-P untuk memenangkan pertarungan Pilkada di Sumut menjadi lebih besar. “Jadi, perlu ada strategi khusus untuk memenangkan Pilkada Sumut. Apalagi nantinya hanya ada tiga calon Gubernur, maka harus ada kalkulasi politik yang pas,” katanya.

Meski belum diumumkan secara resmi, Djarot Saiful Hidayat sudah beberapa hari ini  menyambangi sejumlah daerah di Sumatera Utara.  Kabar  dipilihnya Djarot ini tampaknya semakin jelas. Pasalnya Djarot melalui fanpage facebook @Gubdjarot mengucapkan selamat tahun baru dan mengajak warga bergotong royong membangun Sumut yang Bersih.

“Untuk semua saudaraku; Para sahabat dan Relawan saya sekeluarga mengucapkan selamat Tahun Baru 2018. Selamat berjuang bersama – bergotong royong untuk membangun Sumut yang bersih, Sumut hebat. Saatnya Sumut berubah dan menjadi teladan bagi Indonesia tercinta,”

Sejauh ini, Tengku Erry Nuradi dan Edy Rahmayadi yang sudah mendapat dukungan partai sejak jauh hari. Foto-foto kedua calon juga sudah beredar hingga ke pelosok-pelosok di desa Sumatera Utara. Edy Rahmayadi yang masih menjabat Pangkostrad menyatakan sudah mengajukan pengunduran diri dan lebih memilih menjadi Gubernur Sumut ketimbang menjadi KASAD ataupun Panglima TNI.

Ada banyak kondisi menguntungkan bagi Edy Rahmayadi sebagai Cagub Sumut. Konon salah satu petinggi militer di Sumut yang sedang berkuasa merupakan anak buahnya. “Meski militer tidak berpolitik, tetapi secara moral akan memberikan dukungan,”kata Tarigan, warga Sunggal, Medan, Sumut. (dari berbagai sumber)