PEKANBARU (IndependensI.com) – Viralnya video Edy Rahmayadi di media sosial bagi-bagi uang kepada anak-anak di salah satu gereja di Medan, menjadi banyak tuduhan orang terhadap gereja yang mau dipolitisasi oleh oknum politikus. Dan Gereja dianggap tidak netral terhadap pada calon.
Pimpinan gereja HKBP Serangge Pabrik sintua Musihar Simatupang menjelaskan, bahwa Edy Rahmayadi silaturahmi disalah satu Gereja di Medan adalah suatu bentuk kerjasama politik antara calon Pememrintah dan Gereja. Sebab Gereja tidak lepas dengan kerjasama poltik yang sehat. “Gereja yang sehat adalah gereja yang berpolitik sehat. Dan Jikalau Gereja anti terhadap politik pertanda gereja itu tidak tunduk kepada Pemerintah. Dan seorang ingin jadi duduk di kepemerintahan harus lewat politik. Di Alkitab Roma 13: 1-7 disana disebut kita harus tunduk kepada Pemerintah” ujarnya mengawali percakapan Jumat 12 Januari 2018
Dicontohkannya adalah Gereja dipimpimnya saat ini yang sukses setelah bergabung dengan politik yang sehat dengan kandidat bupati Indragiri Hulu – Riau. Sebelum Gereja HKBP dahulunya belum bergabung perpolitikan, Gereja HKBP Serangge Pabrik Peranap terbentur berbagai masalah. Masalah yang dihadapi bukan hanya satu persoalan tetapi maraknya kaum intoleran dari elemen masyarakat yang menolak pembangunan gereja, dan ada tokoh agama muslim yang terang-terangan menolak pembagunan gereja ketika rapat forum umat beragama di Serangge Pabrik Peranap – Inhu.
“Sebelum gereja kami dahulu tidak berpolitik, gereja kami selalu didatangi oleh kaum intoleran, yang mengharuskan gereja itu harus dipindahkan, dan kami dilarang untuk beribadah. Jadi setelah gereja sudah berpartisipasi mendukung kandidat tertentu, kami sudah beribadah dengan aman dan ijin mendirikan bangunan (IMB) sudah kami kantongi. Semua itu berkat Tuhan melalui Pemerintah yang kami dukung,”kata Musihar.
Menurut dia, pihaknya mempunyai silaturahmi yang baik terhadap semua calon pemimpin dan setelah duduk jadi pemimpim. Gereja yang baik harus berpartisipasi politik pada calon pemimpin yang baik dan tentu didasari visi dan misi yang sehat sesuai dengan tidak bertentangan dengan Pancasila dan Alkitab.
Musihar menjelaskan, jikalau Gereja yang dipimpinnya tidak berpartisipasi terhadap calon kandidat, maka ketika kelak duduk calon pemimpin itu di Pemerintahan jangan harap ada kerjasama hubungan yang harmonis.
Masalah Saweran Jangan Dipotisisasi
Mengenai calon gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi membagi-bagi uang di dalam Gereja kepada anak-anak menjadi pro-kontra dikalangan netizen dan pemuka agama dan tokoh adat adalah hal biasa. Menurut Musihar Simatupang apa yang dilakukan oleh Edy Rahmayadi memberi uang kepada anak-anak adalah bentuk dari sikap Edy Rahmayadi peduli terhadap anak-anak, dan itu jangan menjadi dipolitisasi.
Ditambahkan, Gereja HKBP mengundang calon pemimpin dan pemimpin sudah hal yang lumrah dan biasanya ada acara pembangunan gereja. Kita justru menguji sikap kita terhadap visi dan misi calon pemimpin. Biasanya kami gereja HKBP, panitia memfasilitasi musik tradisionil untuk menyambut calon pemimpin. Jikalau calon pemimpin itu menyawer penari tortor adalah hal yang lumrah dan itu hak pribadi calon pemimpin.
Terkait video viral Edy Rahmayadi membagi uang pecahan 50 ribu kepada anak-anak itu bukan money politik karena kejadian itu belum masa kampanye. (Mangasa Situmorang)