Peluang Ekspor Indonesia Makin Besar

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto melihat adanya peluang yang semakin besar bagi para eksportir Indonesia untuk memperkenalkan dan mengekspor produk dalam negeri ke berbagai negara di dunia.

“Peluang itu terlihat dari surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat dalam dua tahun terakhir,” kata Dito Gandito melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Dito menyebutkan, nilai surplus perdagangan pada 2016 mencapai 8,47 miliar dolar AS, sedangkan pada 2017 mencapai 9,44 miliar dolar AS.

Untuk ekspor non-migas, kata dia, total ekspor Indonesia pada 2016 mencapai 15,68 miliar dolar AS, sedangkan pada 2017 meningkat menjadi 17,14 miliar dolar AS.

Politisi Partai Golkar ini menilai, menyusul terbukanya peluang ekspor yang semakin besar, maka kebutuhan tenaga kerja dan lapangan kerja juga akan semakin bertambah. “Hal ini diharapkan sekaligus mengurangi angka pengangguran di Indonesia,” katanya.

Dito menilai Presiden Joko Widodo yang melepas ekspor produk-produk Indonesia menggunakan kapal kontainer berukuran besar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Selasa (15/5/2018), menunjukkan bahwa pelabuhan tersebut sudah mampu melayani kapal besar dengan kapasitas 10.000 TEUs dan berbobot 95.263 GT (Gross Tonnage) untuk yang bersandar.

Kapal MV. CMA CGM TAGE yang dilepas Presiden pada Selasa (15/5) sore, kata dia, merupakan kapal besar dengan layanan Java – America Express (JAX) Service, yang secara rutin melayari rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (Los Angeles & Oakland) Amerika Serikat melalui “direct call”.

Menurut dia, kapal tersebut menawarkan “ocean freight” yang lebih kompetitif dan waktu pengiriman yang cepat, yakni 24 hari untuk rute Jakarta – Los Angeles.

“Waktu pengiriman tersebut lebih cepat dari pada kompetitor yang mencapai lebih dari 30 hari. Hal ini akan membuat daya saing produk ekspor Indonesia di Amerika Serikat,” katanya.

Dito melihat dengan bersandarnya kapal besar di Pelabuhan Tanjung Priok, membuktikan bahwa infrastruktur pelabuhan Tanjung Priok telah siap dan sesuai dengan standar yang dibutuhkan kapal besar untuk berlabuh.

Hal ini, kata dia, juga membuktikan harapan Pemerintah untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai “Transshipment Port” telah terwujud.

Dito menambahkan, bersandarnya kapal besar di Pelabuhan Tanjung Priok, berperan penting untuk menurunkan biaya logistik di Indonesia, di mana sebelumnya, kargo-kargo ekspor Indonesia harus dikirimkan terlebih dahulu melalui pelabuhan di negara lain.

“Dengan adanya layanan ‘direct call’ ini, para eksportir dapat menghemat biaya dan waktu pengiriman barang dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Amerika Serikat,” kata Dito.