Ilustrasi. (Dok/Ist)

PASI Fokus Olimpiade 2020

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) memfokuskan tiga nomor perlombaan untuk mendapatkan kualifikasi ke Olimpiade Tokyo 2020 menyusul aturan baru Federasi Asosiasi Atletik Internasional (IAAF) tentang keikutsertaan para atlet dunia.

“Kami masih punya harapan pada nomor lari 100 meter putra, lari 4×100 meter putra, dan lompat jauh putra. Untuk nomor lain, kami harus benar-benar bekerja keras karena kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 berat sekali,” kata Ketua Umum PB PASI Mohammad Hasan seperti dikutip dari Antara, Kamis (13/9/2018).

Pria yang akrab disapa Bob Hasan itu mengatakan, para atlet lari 100 meter putra harus mampu berlari dengan catatan waktu di bawah 10 detik sehingga mampu berkompetisi dengan atlet-atlet dunia seperti atlet Jamaika. “Kami juga harus mengikutsertakan atlet-atlet kami dalam beberapa kejuaraan seperti Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Qatar untuk mendapatkan poin. Persaingan cabang atlet menuju Olimpade 2020 melibatkan 230 negara,” kata Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan itu.

Kendati demikian, lanjut Hasan, peta persaingan kejuaraan atletik dunia tidak hanya didominasi atlet-atlet Jamaika ataupun atlet Afrika tetapi juga atlet-atlet Asia timur seperti Jepang, China, dan Korea Selatan. “Atlet-atlet kami harus mampu berlatih dengan teknik yang benar selain gizi yang benar. Kami akan fokuskan pada teknik berlatih seperti berlatih lari di kolam renang dan tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik saja,” kata Hasan.

Selain melanjutkan program pemusatan latihan nasional atlet-atlet senior, PB PASI juga akan mencari bibit-bibit atlet nasional ke sejumlah daerah, terutama atlet nomor lari jarak pendek atau sprint. “Dalam dua tahun ini, kami akan mencari atlet-atlet daerah sebanyak mungkin. Kami sudah menemukan lima atlet potensial dari daerah dan kami akan segera panggil untuk mengikuti pelatnas,” katanya.

Federasi Asosiasi Atletik Internasional menetapkan batas waktu pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade Tokyo untuk nomor lari 10.000 meter, maraton, jalan cepat, dan dasalomba/saptalomba pada 1 Januari 2019 hingga 29 Juni 2020. Sedangkan nomor-nomor lain, termasuk lari 100 meter batas waktu pengumpulan poin kualifikasi dari 1 Juli 2019 hingga 29 Juni 2020.

Setiap negara hanya dapat mengikutsertakan maksimal tiga atlet mereka dalam nomor yang sama kecuali nomor estafet hanya satu tim. Penentuan peringkat kualifikasi Olimpiade Tokyo dihitung dari skor rata-rata dari lima kejuaraan yang diikuti oleh seorang atlet, baik kejuaraan internasional atapun kejuaraan nasional. Kejuaraan internasional seperti kejuaraan dunia, kejuaraan dunia indoor, tentu punya nilai kualifikasi yang lebih tinggi dibanding kejuaraan nasional.

Benahi Teknik Lari

Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) memprioritaskan pembenahan teknik lari atlet-atlet perlombaan nomor lapangan sebagai program jangka panjang pemusatan latihan nasional atletik. “Jika atlet-atlet nomor lari jarak pendek kami sudah berkembang baik, kami mampu untuk mengembangkan itu ke nomor-nomor lapangan,” kata Sekretaris Umum PB PASI Tigor M. Tanjung. Tigor mengatakan, perbaikan teknik lari juga diikuti atlet nomor lapangan seperti atlet lompat galah Idan Fauzan yang mempunyai rekor lompatan 5,3 meter. “Perbaikan lompatan Idan karena teknik lari cepatnya sudah benar. Dia masih punya masa depan bagus karena masih berumur 18 tahun,” katanya.

Namun, Tigor mengaku Idan bukan termasuk atlet yang diprioritaskan menuju Olimpiade Tokyo 2020 menyusul persaingan pada nomor lompat galah adalah enam meter. “Kami akan mengikutsertakan Idan pada kejuaraan lain seperti SEA Games ataupun Kejuaraan Asia. Kami juga akan melihat nomor-nomor lapangan mana saja yang punya potensi untuk bersaingn di tingkat dunia,” kata Tigor.

Sebelumnya, PASI memfokuskan tiga nomor perlombaan untuk mendapatkan kualifikasi ke Olimpiade Tokyo 2020 yaitu nomor lari 100 meter putra, lari 4×100 meter putra, dan lompat jauh putra. Tigor mengaku masih akan melanjutkan program latihan dari pelatih asal Amerika Serikat (AS), Harry Marra menyusul peningkatan prestasi atletik Indonesia dalam kejuaraan junior atletik serta Asian Games 2018. “Kami memang tidak dapat menilai kesuksesan Harry dari perolehan medali dalam Asian Games. Tapi, tim estafet mampu menembus 39 detik, Zohri menjadi juara dunia junior, dan Sapwaturrahman melompat sejauh delapan meter,” kata Tigor.