Para Pekerja Informal Sangat Tertarik Ikuti Program BPJS

Loading

SUKABUMI (IndependensI.com) – Sohilin merupakan pria asal desa Tamanjaya, Kecamatan Ciamas, Kawasan Geopark Ciletuh, Sukabumi yang setiap harinya bekerja sebagai pelaku pariwisata Curug Awang.

Sohilin setiap harinya menjadi pemandu pariwisata dan pengelola lahan parkir di Curug Awang yang lahannya milik sang kakak.

Air terjun ini merupakan satu dari delapan curug besar yang berada di kawasan Geopark Ciletuh. Curug Awang memiliki ketinggian 45 meter dengan lebar 65 meter.

Curug Awang menjual view keindahan. Banyak yang menyebut curug ini mirip dengan Niagara, air terjun besar di sungai yang berada perbatasan internasional antara negara bagian New York, Amerika Serikat dengan provinsi Ontario, Kanada.

Letaknya berjarak sekitar 17 mil (27 km) sebelah utara barat laut dari Buffalo, New York dan 75 mil (120 km) tenggara Toronto, Ontario.

Sohilin mengungkapkan bahwa untuk masuk ke Curug Awang tidak dikenakan biaya. Ia mengatakan biaya hanya dikenakan untuk kendaraan saja.

Khusus untuk mobil elf akan dikenakan biaya sebesar Rp 15.000 untuk mobil biasa akan dikenakan biaya Rp10.000 dan motor sebesar Rp5.000.

“Hasil dari parkir nantinya dibagi untuk gaji saya dan perawatan fasilitas di Curug Awang serta buat kakak saya yang mempunyai lahan parkir,” ujar dia Rabu, (26/12/2018).

Selain bekerja sebagai pengelola parkir, Sohiliin juga seringkali mengantar para tamu yang ingin berkunjung ke Curug Awang.

Terkadang bahkan, Sohiliin juga mengantar para wisatawan hingga Curug Tengah yang lokasinya tidak jauh dari Curug Awang.

Meski belum pernah mengalami kecelakaan saat kerja, Sohilin mengaku khawatir dengan keselamatan dirinya setiap berkerja utamanya saat mengantar para tamu berkunjung ke Curug Awang.

Kondisi jalan untuk menuju Curug Awang dan Curug Tengah masih belum memadai. Jalanan yang licin menjadi salah satu kendalanya.

Selama ini sih belum pernah (kecelakaan kerja). Tapi ingin juga ada asuransi,” tutur Sohilin.

Sohilin pun mengatakan pernah menjadi peserta jaminan sosial sewaktu bekerja di Jakarta.

Bekerja sebagai ‘cleaning service’ di salah satu perusahaan di Jakarta kala itu biaya kesehatan dan jaminan hari tua Sohilin ditanggung oleh program jaminan sosial tersebut.

Namun selepas bekerja di Jakarta dan fokus mengembangkan tempat wisata Curug Awang, Sohilin belum pernah ikut asuransi atau program jaminan sosial.

Dia pun tertarik mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan yang saat ini sedang fokus mengejar para pekerja informal. Dia mengaku tertarik setelah mendengar pemaparan dari independensi.com.

“Saya pernah dengar. Tapi belum tau detailnya. Kalau ada yang menawarkan ya saya berminat biar bisa seperti waktu bekerja di Jakarta dulu,” kata Sohilin.