Sepeda motor ini moda transportasi yang paling berbahaya dan rawan kecelakaan. Diharapkan masyarakat tidak ada lagi yang memaksakan diri naik motor untuk mudik

Lebaran Tinggal Beberapa Hari Lagi, Jangan Paksakan Mudik Dengan Sepeda Motor

Loading

CIREBON (Independensi.com) – Puncak arus mudik di wilayah Cirebon terjadi pada tanggal 30 Mei sampai dengan 1 Juni malam.

Hasil pantauan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi saat menyusuri jalur Jakarta-Cirebon, tidak terjadi kepadatan akibat one way yang diterapkan oleh Kepolisian.

“Kecuali tadi masuk Cawang sampai KM.15 masih ada sedikit hambatan. Namun lepas dari KM.29 kecepatan bisa mencapai 70-80 KM/jam,” kata Dirjen Budi di Terminal Harjamukti, Cirebon, Minggu (2/6) kemarin.

Dari hasil pantauan diperoleh data bahwa, di Terminal Harjamukti secara umum ada peningkatan untuk bus dan kendaraan penumpang.

Untuk bus peningkatannya dr H-10 sampai H-4 tidak begitu banyak, namun secara umum penggunaan bus saat awal Lebaran banyak digunakan masyarakat untuk tujuan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

“Banyak pemudik dari Jakarta yang pakai bus mudik gratis yang diadakan oleh pemerintah dan swasta,” ujar Budi.

Meski pemerintah telah menyelenggarakan mudik gratis sepeda motor dengan kereta, truk, bus dan kapal laut, namun diakui Budi ada kenaikan penggunaan sepeda motor untuk mudik.

“Untuk penggunaan sepeda motor dari jalur pantura di sekitar Balonggandu ada peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun lalu. Pada H-7 (29 Mei) terdapat kenaikan 127% dengan rincian tahun 2018 sebanyak 42.556 unit, sementara 2019 terdapat 96.627 unit.

Sementara H-6 (30 Mei) naik 138%; pada tahun 2018 sebanyak 34.838 unit dan tahun 2019 sebanyak 83.128 unit. Namun pengguna bus tidak begitu tinggi karena banyak masyarakat yang lebih memilih kendaraan pribadi.

Meski demikian, alhamdulillah angka kecelakaan tahun ini menurun signifikan. Dibandingkan data tahun 2018 di hari yang sama, menurun sangat tajam sekali.

Pada tahun 2018 terjadi 1.911 kecelakaan dengan korban meninggal dunia 691 orang. Tapi selama 2019 ini yang tercatat di posko kami kecelakaan sejumlah 220 kasus dengan korban meninggal dunia 90 orang, atau terjadi penurunan tajam sampai 88%.

“Memang ada korelasi yang signifikan antara mudik gratis dengan penggunaan bus, karena di luar mudik gratis itu terjadi penurunan (pengguna bus) tapi dengan kendaraan pribadi mengalami peningkatan.

Pemudik dengan sepeda motor secara umum ada peningkatan yang cukup tinggi dibanding tahun 2018. Tapi walaupun pengguna sepeda motor cukup banyak, tapi angka kecelakaan tidak begitu tinggi,” lanjut Dirjen Budi.

Dirjen Budi berharap bahwa kampanye yang dilakukan pihaknya mengenai mudik tanpa sepeda motor dapat dipatuhi pemudik.

“Sepeda motor ini moda transportasi yang paling berbahaya dan rawan kecelakaan, jadi diharapkan masyarakat tidak ada lagi yang memaksakan diri naik motor untuk mudik,” tutup Dirjen Budi dalam keterangannya. (hpr)