PADANG (IndependensI.com)- Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) melepas 22,8 ribu ton produk turunan sawit asal Sumatera Barat. Produk turunan sawit masing-masing minyak sawit berupa RBD sebanyak 4 ribu ton, CPO sebanyak 7,8 ribu ton dengan tujuan Tiongkok. Juga produk samping atau by product berupa cangkang sebanyak 11 ribu ton ke Jepang.
“Untuk urusan ekspor, sesuai instruksi Menteri Pertanian harus diberikan ‘karpet merah’. Kami pastikan layanan cepat, tepat dan sesuai persyaratan teknis negara tujuan,” kata Ali Jamil, Kepala Barantan saat meninjau industri cangkang sawit di Padang, Sabtu (25/8)
Jamil menjelaskan selaku fasilitator perdagangan produk pertanian, pihaknya menjadi penjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan ke negara mitra dagang.
Perlakuan pemeriksaan karantina dilakukan sesuai dengan standar internasional dan persyaratan tiap negara tujuan. “Penguatan sistem perkarantinaan tidak hanya untuk menjaga kelestarian SDA hayati, tapi sekaligus juga untuk mendorong kinerja ekspor pertanian,” tambahnya.
Percepatan Layanan dengan Digitalisasi
Penerapan sertifikasi online atau e-Cert telah dilakukan Barantan untuk menjamin keberterimaan produk pertanian di negara tujuan ekspor.
Pertukaran data ini memungkinan pemeriksaan pemenuhan persyaratan teknis dilakukan sebelum produk sampai. Sehingga jika ada ketidak kesesuaian dapat segera diantisipasi perlakuan karantinanya.
Layanan digital yang memberikan solusi berkelanjutan. “Saat ini baru ada 4 negara, Australia, Selandia Baru, Belanda dan Vietnam. Kedepan akan terus kami jajagi kerja sama ini. Pak Mentan menginstruksikan kalau bisa kedepan semua negara,” pungkas Jamil.
Eka Darnida Yanto, Kepala Karantina Pertanian Padang menyebutkan selain produk turunan sawit pada hari yang sama juga diekspor produk pertanian lain asal Sumbar.
Total ekonominya mencapai Rp. 212,8 milyar. Terdiri dari lempeng karet sebanyak 604,8 ton, biji kopi sebanyak 18 ton, kayu manis sebanyak 95 ton dan produk turunan kelapa yang terdiri dari santan 83,8 ton, kelapa parut 25 ton dan air kelapa sebanyak 71,2 ton.
Adapun negara tujuan ekspor antara lain Belanda, Spanyol, Norwegia, Tiongkok, Bangladesh dan Jerman.
Eka menjabarkan eksportasi cangkang sawit dari data sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST diwilayah kerjanya tercatat adanya peningkatan sebesar 28%.
Total ekspor di tahun 2018 sebanyak 404,8 ribu ton sementara hingga minggu ke-2 Agustus 2019 ekspor cangkang sawit telah telah mencapai 344,4 ribu ton, jelas Eka.
Secara khusus Gubernur Sumbar yang diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumbar, Chandra dalam sambutannya mengapresiasi tumbuhnya industri turunan asal sawit berupa cangkang.
Chandra yang hadir dan turut melepas ekspor ini dalam sambutannya berharap Kementan dapat memberikan tambahan bantuan mulai dari benih unggul, budidaya hingga peningkatan kemampuan SDM disamping penjaminan produk di pasar ekspor.
Dengan keunggulan sebagai biomassa dan harga yang lebih murah dibanding sumber energi asal fosil, Kadistan yakin bahwa cangkang sawit sebagai energi hijau bakal menjadi kebutuhan dunia, tutup Chandra.(***)