Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok, Purwo Widiarto saat melepas ekspor produk pertanian dari 9 pintu utama secara daring di Tempat Pemeriksaan Karantina, Cilincing, Jakarta, Kamis (30/4).

26 Komoditas Pertanian, di Ekspor dari Pelabuhan Tanjung Priok

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjung Priok   melepas  26 ragam  jenis komoditas pertanian berkualitas ekspor dengan tonase sebesar 11,7 ribu ton ke 30 negara sekaligus.

Ragam komoditas pertanian  yang laris di pasar ekspor tersebut adalah Manggis, Tanaman Hias, Air Kelapa, Bunga Pala dan Cengkeh. Dengan total nilai ekonomi sebesar Rp. 219 miliar.

“Produksi berlimpah, pasar global terbuka. Dan sektor pertanian terus bekerja dan alhamdulilah mampu ekspor,” kata Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok, Purwo Widiarto saat melepas ekspor produk pertanian dari 9 pintu utama secara daring bersama Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) di Tempat Pemeriksaan Karantina, Cilincing, Jakarta, Kamis (30/4).

Menurut Purwo, hal ini patut disyukuri mengingat dalam semua kondisi serba terbatas akibat wabah pandemi Covid-19, seluruh sektor pertanian  tetap bekerja bahu membahu untuk penuhi pasokan pangan dan bahkan dapat mengirimkannya juga ke 30 negara.

Ia juga menyebutkan selain produk pertanian asal sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang di ekspor, pihaknya juga memfasilitas komoditas asal kehutanan dan perikanan. Masing-masing berupa Bubuk Kayu, Rotan, Mahoni, Kulit Kayu dan Agar Laut.

Sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor yang mewajibkan sertifikasi karantina  dari otoritas karantina pertanian di negara asal.

Purwo menambahkan, komoditas berkualitas ekspor ini telah dilakukan pemeriksaan karantina sehingga dipastikan memenuhi persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari negara tujuan.

Pihaknya memberikan sertikat kesehatan masing-masing pyhtosanitary certificate, PC untuk komoditas tumbuhan ekspor dan health certificate, HC untuk komoditas hewan ekspor.

“Kami pastikan komoditas ini sehat, aman dan telah memenuhi persyaratan teknis negara mitra dagang,” ungkapnya.(wst)

Ekspor Serentak dan Integrasi Sistem di Pasal Digital Global

Mentan SYL yang menggelar pelepasan ekspor pertanian secara serentak dari 9 pintu utama   baik bandar udara dan pelabuhan laut  secara daring mengapresiasi kinerja sektor agrobisnis.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil yang turut hadir dan mendampingi Mentan SYL melaporkan selain Karantina Pertanian Surabaya, pelepasan ekspor juga dilakukan Karantina Pertanian Tanjung Priok, Soekarno Hatta, Makassar, Belawan, Medan, Denpasar, Lampung, dan Semarang. Dengan total ragam produk 166 jenis sebanyak 28 ribu ton dengannilai ekspor : Rp. 753,6 milyar ke 43 negara tujuan.

Jamil juga menambahkan data ekspor yang telah disertifikasi pihaknya di hari Jumat (30/4) dari seluruh unit kerja di tanah air dilaporkan sebanyak 94,7 ribu ton dengan nilai Rp. 1,1 triliun.

Mentan berpesan agar semangat belerja keras ini terus dipertahankan mengingat ada tugas penting yakni menjaga pasokan pangan bagi seluruh masyarakat.

Mentan juga mengingatkan, dalam kondisi wabah saat ini, ada 11 bahan pangan pokok yang diawasi dan dikendalikan, khususnya ketersediaan pasokannya.

Sementara untuk komoditas pertanian seperti sub sektor perkebunan dan sektor lain yang berlimpah jumlahnya didorong untuk diekspor. Selain untuk memberikan nilai tambah bagi petani juga untuk membantu devisa negara ditengah kondisi ekonomi yang melamban, jelas Mentan.

Pada saat yang bersamaan, dilakukan  integrasi aplikasi  peta potensi ekspor produk pertanian atau Indonesia Map of Agriculture Export (IMACE)  milik Badan Karantina Pertanian (Barantan) dengan pasar digital global lewat platform IndonesianHub.

Melalui integrasi  di hub ekspor untuk seluruh produk Indonesia yang akan diluncurkan bulan Juni 2020 ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja ekspor melalui pertumbuhan pelaku bisnis digital baru atau start up dan memperluas akses pasar.

Paradigma digital menjadi penting. You do digital or you die. Ini kita bangun juga pertanian agar pertanian menjadi maju, mandiri dan modern, pesan Mentan SYL.(wst)