Ratusan Santri kepung rumah Nawawi Kasiadi seorang penghina KH Masbuhin Faqih

Ratusan Santri Kepung Rumah Seorang Penghina Ulama 

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Ratusan orang alumni pondok pesantren (ponpes) Mambaus Sholihin dan Forum Silaturrahim Santri (Forsis) Gresik, mengepung rumah Nawawi Kasiadi, warga Desa Hulaan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (5/12) sore.

Hal tersebut dipicu oleh hinaan yang dilakukan Nawawi Kasiadi terhadap KH. Masbuhin Faqih, yang notabene salah satu Kyai sepuh NU Gresik sekaligus  pengasuh Ponpes Mamba’us Sholihin.

Kami mengecam keras pelaku penghina Kyai Masbuhin Faqih, beliau adalah salah satu masyayikh dan Kyai sepuh NU di Gresik. Apa yang dilakukan Nawawi Kasiadi ini sudah melampaui batas dan sangat melukai hati kami sebagai para santrinya,” kata Shodiq salah seorang santri yang ikut melakukan pengepungan.

Senada juga diungkapkan Marzuki seorang santri lainnya yang ikut dalam aksi tersebut, dengan nada geram meminta pelaku penghina KH Masbuhin Faqih harus meminta maaf dan mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukannya.

“Kita semua para santri sangat menghomati beliau (KH. Masbuhin Faqih, red), karena guru sekaligus Kyai sepuh panutan yang tidak diragukan lagi kesholihannya dan keilmuannya. Bahkan, kontribusi beliau dalam membangun Gresik, yang memiliki julukan kota santri,” tandasnya.

Untuk diketahui, penghinaan terhadap KH. Masbuhin Faqih bermula dari unggahan video statement KH. Masbuhin Faqih yang merestui pencalonan Gus Yani (Fandi Ahmad Yani) sebagai Calon Bupati Gresik pada Pilkada 2020 di grup Whatsapp (WA) warga nahdliyin (NU) Gresik.

Pasca menyaksikan video di WA itu, Nawawi Kasiadi lalu mengomentari video tersebut dengan nada sinis dan menghina. Sehingga, memicu reaksi keras dari para santri maupun alumni Ponpes Mambaus Sholihin hingga berujung pelaporan ke pihak kepolisian.

Berikut kutipan pesan berisi hinaan yang diunggah Nawawi Kasiadi digrup WA :

“Ngomonge wis gak teteh…. ngomong opo iki… Ngomong ngae wis gak jelas kok Sik Melik ngurusi politik…sadar….sadar….umur Riko kari mek sak gongan…..,” (Bicaranya saja sudah tak jelas.., Bicara apa si ini… Bicaranya saja sudah tak jelas, kok ikut campur urusan politik… sadar… sadar…. Usiamu tinggal satu tempat saja…)