Sepakat dengan Puan, KH Maman Imanuhaq: Masjid Istiqlal Jadi Simbol Islam yang Moderat dan Ramah

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Anggota DPR RI Fraksi PKB, KH Maman Imanulhaq mengamini pernyataan Ketua DPR RI, Puan Maharani yang menyebut Masjod Istiqlal harus terbuka untuk semua umat beragama.

Menurut Kang Maman, begitu karib disapa, masjid yang dibangun di era Presiden Sukarno itu menjadi simbol Islam yang moderat, toleran, dan ramah.

“Sejauh ini saya melihat bahwa istiqlal telah dikukuhkan menjadi tempat yang ramah bagi umat Islam, sistem manajemen masjid yang baik, sekuriti yang aman dan kebersihan yang nyaman dan juga pola kehidupan umat yang kokoh,” kata Kang Maman di Jakarta, Jumat (12/3).

Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi itu mengaku kerap menyambangi masjid yang berlokasi di jantung Ibukota. Katanya, Istiqlal bisa menjadi percontohan manajemen masjid nasional, bukan hanya sekedar tempat ibadah namun juga menjadi kekuatan untuk pembinaan umat dalam masalah akidah ibadah dan juga akhlak.

Kang Maman menjelaskan, Istiqlal sejak dibangunnya terbuka bagi non muslim, dalam artian masjid sebagai mercusuar Islam yang ramah. Meski begitu, ada adab dan aturan yang harus ditaati seperti menggunakan pakaian yang menutup aurat dan dituntun oleh seorang guide.

“Guide yang menjelaskan bagaimana Istiqlal ini didesign oleh arsitek Kristen dan bersuku Batak dari Sumut. Juga bagaimana Istiqlal berdampingan dengan Katedral sehingga saat Idul Fitri kadang Istiqlal meminjam tempat parkir di Katedral dan juga sebaliknya,” imbuh Kang Maman.

Menurutnya, Ini bentuk-bentuk kedamaian yang perlu diperlihatkan kepada dunia bahwa nilai keberagamaan di Indonesia adalah keberagaman yang penuh toleransi dan tentu Istiqlal mempunyai makna kemerdekaan atau meminimalisir kebodohan, kemiskinan, perpecahan sehingga Istiqlal mampu memerdekaan Indonesia dari kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan.

“Sekali lagi saya setuju pendapat dari Ibu Puan Maharani bahwa musuh bangsa ini bukan orang yang berbeda tapi musih bangsa ini adalah kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan. Itu adalah napas penamaan Istiqlal oleh Bung Karno,” ujar Kang Maman menutup. (Chs)