Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Prof Dr Ir Surwarto MS dan Jaksa Agung ST Burhanuddin bersama jajaran masing-masing saat menghadiri acara penandatanganan nota kesepahaman kedua lembaga secara virtual.(ist)

Unsoed Siap Bantu Kejaksaan Tingkatkan SDM dan Kapasitas Kelembagaan

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah siap membantu Kejaksaan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan kapasitas kelembagaan kejaksaan.

“Melalui program-program studi lanjut dari jenjang sarjana, magister hingga doktoral,” kata Rektor Unsoed Prof Dr Ir Surwarto MS seusai mengikuti acara penanda-tanganan nota kesepahaman Universitas Jenderal Soedirman dengan Kejaksaan RI secara virtual dari Gedung Rektorat Unsoed, Selasa (16/3).

Sementara Jaksa Agung ST Burhanuddin didampingi Wakil Jaksa Agung, para Jaksa Agung Muda dan Kepala Badiklat Kejaksaan mengikuti dari Gedung Menara Kartika Adhyaksa kompleks Kejagung, Jakarta.

Dikatakannya juga Unsoed siap mendukung dalam kajian-kajian keilmuan hukum, serta pengembangan dan kapasitas kelembagaan, termasuk dukungan Rumah Sakit Adhyaksa, khususnya di bidang forensik klinik.

Dia menyambut baik kerjasama kedua lembaga yang dipercayainya sinergi tersebut akan memberi dampak positif dan memberi manfaat bagi kedua institusi dalam mendukung program pembangunan nasional.

“Sesuai tugas dan fungsi kedua belah pihak,” ujarnya dalam acara yang juga dihadiri secara daring atau dalam jaringan Kepala Kejaksaan Tinggi Jateng Priyanto, Wakajati, para Asisten serta Kajari se Jawa Tengah.

Sementara itu Jaksa Agung Burhanuddin mengatakan membangun sinergi dengan perguruan tinggi khususnya dengan Unsoed memiliki nilai sangat strategis.

Jaksa Agung ST Burhanuddin memperlihatkan nota kesepahaman antara Kejaksaan RI dengan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Antara lain, kata dia, perguruan tinggi adalah tempat dimana para penegak hukum seperti jaksa pernah belajar menuntut ilmu semasa menjadi mahasiswa.

Posisi sebagai kawah chandradimuka para calon jaksa, ucapnya, sedikit banyak akan menentukan kualitas pribadi seorang Jaksa. “Baik dari segi pemahaman hukum yang berdimensi ilosofis, sosiologis, maupun yuridis,” ucapnya.

Dia menyebutkan perguruan tinggi juga tempat Kejaksaan meminta bantuan keterangan ahli untuk memperkuat pembuktian dalam rangka pelaksanaan tugas dan kewenangan penegakan hukum.

Selain itu, tuturnya, perguruan tinggi tempat berkumpul kalangan intelektual, dimana buah pemikirannya sangat dinanti dan dibutuhkan oleh Kejaksaan, melalui kritik yang konstruktif untuk pengembangan dan kemajuan Kejaksaan.

“Perguruan tinggi juga adalah tempat para mahasiswa dan ilmuwan yang berposisi independen, sehingga setiap tindakan, pemikiran, dan langkah-langkah yang dilakukan dilandasi semangat kebenaran dan kejujuran,” ujarnya.

Terlebih, katanya lagi, Universitas Jenderal Soedirman sebagai monumen hidup menyandang nama besar dan keharuman perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman yang telah menanamkan semangat dan nilai kejuangannya sebagai landasan pembelajaran bagi segenap civitas akademikanya.

Nilai dan spirit itulah, ucap Jaksa Agung, yang diharapkan juga dapat menginspirasi tiap-tiap Jaksa dalam menunaikan tugas dan tanggungjawabnya, yang dijiwai etika, integritas, dan moralitas.

“Sehingga mampu mencerminkan nilai kejuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam proses penegakan hukum yang berlangsung,” ucap Jaksa Agung.(muj)