Pemerintah Klaim PPKM Mikro dan Vaksinasi Sukses Kendalikan Covid 19 di Indonesia

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pemerintah mengklaim, Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro dan progam vaksinasi menjadi kunci pengendalian COVID-19 di Indonesia. Dua program yang tengah dijalani pemerintah ini diklaim sukses menurunkan angka penularan Covid 19.

“Penurunan kurva kasus aktif nasional, baik secara jumlah maupun persentasenya, dan peningkatan tingkat kesembuhan, merupakan pengaruh positif dari pelaksanaan PPKM Mikro dalam 10 pekan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (27/3/2021).

Secara rinci, Menko Airlangga memaparkan, per 25 Maret 2021 jumlah akumulatif kasus konfirmasi positif COVID-19 sebanyak 1.482.559 orang, positivity rate harian nasional 11,49 persen, kasus aktif nasional 8,45 persen (kasus aktif dunia dunia 17,06 persen), case fatality rate (CFR) nasional 2,70 persen (CFR dunia 2,20 persen), serta recovery rate (RR) nasional 88,85 persen (RR dunia 80,74 persen).

Kemudian, pada perpanjangan PPKM Mikro periode 23 Maret hingga April 2021 diperluas hingga Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

“Ke depannya (PPKM Mikro) tentu akan terus kita tingkatkan dan sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa kriterianya akan diperketat lagi. Selain itu, PPKM Mikro akan terus ditambahkan kewilayahannya, maka setelah 5 April akan ditambahkan lima provinsi lagi berdasarkan data-data yang ada,” ujar Airlangga.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa program vaksinasi akan menembus 10 juta orang penerima vaksin, sehingga kecepatan harian dari tenaga vaksinasi di Indonesia sudah mendekati 500 ribu penyuntikan per hari.

Diharapkan pada akhir Maret sampai April, yang nanti akan tersedia vaksin sekitar 15 juta dosis per bulannya, kecepatan penyuntikan dapat disesuaikan.

Menkes menyampaikan bahwa proyeksi dari hasil regresi data 3 minggu terakhir, diprediksi sampai akhir Juni 2021 akan tercapai sebanyak 77.193.705 suntikan. Sementara, total suplai vaksin sampai Juni 2021 diproyeksikan sebesar 92.734.971 dosis.

Untuk vaksin gotong royong, Sinopharm, diharapkan dapat mulai digunakan pada April 2021 dan akan segera diundangkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Vaksinasi.

“Arahan Presiden, ini harus kita cari titik keseimbangannya, supaya kita tidak kehilangan momentum dari hasil yang sudah bagus atau penurunan (kasus aktif) karena program PPKM Mikro dan vaksinasi. Jadi diharapkan (kasus aktif) kita terus turun dan tidak mengalami lonjakan kembali seperti yang terjadi di Eropa,” ujar Menkes.

Menkes pun menegaskan bahwa semua kepala daerah dan tenaga kesehatan juga harus fokus memberikan vaksinasi kepada para lansia untuk guna mengurangi CFR. Hal tersebut dikarenakan kasus meninggal dunia lebih banyak terjadi pada usia di atas 60 tahun.

“Jika sebagian besar lansia sudah divaksinasi, diharapkan akan terjadi penurunan kasus fatal secara maksimal. Selain itu, kepada semuanya yang sudah divaksinasi, tolong tetap jalankan protokol kesehatan 3M. Karena kita tetap bisa terkena walaupun tidak akan parah, serta masih bisa menularkan kepada orang lain yang belum divaksin,” imbuhnya.