Sejumlah produk lokal sebagai bagian dari makanan tradisional atau kuliner daerah.(ist)

Forum Diskusi Membangun Pola Konsumsi Masyarat Berbasis Produk Lokal

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat
Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya pada Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK dan Dharma Wanita Persatuan Kemendagri menyelenggarakan Diskusi: “Membangun Pola Konsumsi Masyarakat Berbasis Produk Lokal: Penganan Buka Puasa” di Jakarta, Rabu (21/4).

Kegiatan forum diskusi sebagai bagian dari “Indonesia Maju Virtual Expo & Forum 2021” yang juga didukung Cendikia Synergi mengemukakan makanan tradisional yang diolah dari bahan pangan hasil daerah setempat.

Melalui proses yang dikuasai masyarakat dengan produk cita rasa, bentuk dan cara makannya dikenal, digemari, dirindukan, bahkan menjadi penciri kelompok masyarakat tertentu.

Seperti diketahui kekayaan produk lokal nusantara yang telah berakar sebagai budaya bangsa, sebagian besar di dominasi aneka kuliner dengan ciri khas pembuatan secara tradisional. Sebagai bangsa besar Indonesia merupakan rumah bagi 1.340 etnis bangsa, masing – masing mempunyai dapur khas sendiri-sendiri.

Tujuan forum diskusi antara lain mendorong partisipasi masyarakat menggunakan produk dalam negeri dalam setiap aktifitas ekonominya. Terutama dalam membuat hidangan berbuka puasa bagi keluarga, tanpa meninggalkan ciri khas daerah asal.

Selain itu untuk memuaskan kerinduan terhadap hidangan khas daerah yang hanya bias dijumpai saat bulan Ramadhan. Juga untuk meningkatkan kecintaan terhadap produk lokal, terutama kuliner daerah.

Kegiatan forum diskusi melalui platform Hybrid (offline/online) di Nirada Room, Hotel Atlet Century, Jakarta diikuti TP PKK serta Dharma Wanita Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui Online-Zoom dan Youtube–TP PKK Pusat.

Forum dipandu Ken Anne Kartika sebagai host Acara didampingi tiga penanggap yaitu Musdhalifah Machmud Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Sosiolog Imam Prasodjo Universitas Indonesia dan Pafitri seorang ahli gizi/dietisien.

Dirjen Polpum Kemendagri Bachtiar membuka forum diskusi dengan nara sumber Tri Tito Karnavian Ketua Umum PKK, Arumi Bachsin Ketua TP PKK Jawa Timur, Tanti Setiawati Ketu TP PKK Kabupaten Muna, serta Amanda Niode Katili dari Omar Niode Foundation dan Muthia Farida Owner Dapur Dango.

Terkait panganan yang dikemukakan adalah Soto Ayam Lamongan dan Es Buto Ijo dari Jawa Timur, Pawu Siram Karamel dari Kabupaten Muna dan Ilabulo dari Gorontalo.

Satu harapan besar dari forum diskusi disamping menjadi informasi dalam kreatifitas aneka kuliner untuk berbuka puasa. Juga mampu mengembangkan kapasitas masyarakat berbasis penguatan sosial dan budaya bangsa untuk pemulihan sosial ekonomi, dengan Langkah percepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial.

Sekaligus mensinergikan upaya–upaya daerah dalam meningkatkan ketahanan ekonomi dan pangan, untuk meningkatkan daya saing produk nasional. Serta membuka akses informasi serta medium promosi potensi produk kuliner nusantara, agar menjadi usaha yang tangguh, kuat dan inovatif, serta mampu sebagai peluang ekspor Indonesia.(muj)