Siapkan Infrastruktur PTPIN, Kemenko Marves Berharap Teknologi IPAL Ramah Lingkungan Dapat Diterapkan

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Asisten Deputi Infrastruktur Dasar, Perkotaan, dan Sumber Daya Air (Asdep IDPSDA) Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rahman Hidayat mengatakan pihak swasta sudah mulai menggunakan teknologi IPAL yang ramah lingkungan.

Selama ini kata dia, pemerintah mengalami beberapa hambatan saat mengaplikasikannya.

“Saya senang pihak swasta sudah mulai menggunakan teknologi IPAL yang ramah lingkungan karena selama ini pemerintah mengalami beberapa hambatan saat mengaplikasikannya,” beber Rahman Hidayat pada Sabtu (29/5/2021).

Hal ini pun diungkapkannya mengenai kunjungan lapangan ke lokasi IPAL di Kawasan Industri PT Suryacipta, Karawang pada Kamis (27-05-2021). Ia berharap bahwa dengan pemanfaatan teknologi ini oleh swasta dapat mendorong penggunaan teknologi serupa di sektor publik, mengingat implementasinya dapat mendukung infrastruktur air baku dan pengaman pantai Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN).

Terkait pengembangan IPAL, Direktur Irigasi dan Pengairan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Abdul Malik Sadat yang turut dalam rombongan mengungkapkan selama ini, kendala yang biasa dihadapi pemerintah mencakup hal-hal birokrasi maupun diskresi agar implementasi dapat dilakukan secara cepat.

“Teknologi ini akan lebih baik bila dapat dibuatkan modul kecil sehingga nantinya IPAL komunal dapat mudah digunakan di suatu kompleks perumahan warga,” sebutnya .

Ia juga menyebutkan bahwa IPAL ramah lingkungan dapat mendukung program Citarum Harum yang melibatkan pengolahan terhadap air limbah rumah tangga sebelum masuk ke aliran sungai.

Dalam kesempatan yang sama, Senior Director Sales ASEAN Organica Water, Suresh Muthusamy menceritakan soal teknologi perusahaannya yang dipergunakan pada IPAL di kawasan industri PT Suryacipta. “Teknologi yang dimiliki oleh Organica Water berbeda dengan teknologi konvensional yang biasa digunakan pada IPAL,” ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa teknologi FCR mengonsumsi energi yang lebih sedikit sehingga akan meninggalkan jejak karbon yang lebih kecil, mengurangi pemakaian lahan karena dapat dibangun secara vertikal, mengurangi biaya pembangunan infrastruktur, dan dapat menjaga nilai lahan karena IPAL dengan teknologi FCR tidak menimbulkan bau dari lokasi pengolahan limbah.

Teknologi IPAL yang digunakan oleh PT Suryacipta ini bersifat ramah lingkungan, yakni dengan food chain reactor (FCR) yang memanfaatkan media akar tanaman dan biomedia sebagai tempat tumbuh mikroorganisme yang akan memakan nutrisi berlebih yang ada di dalam air limbah.

“Pada tahun 2021, PT Suryacipta meraih peringkat tertinggi pada penilain Eco-Industrial Park (EIP) atau Kawasan Industri Ramah Lingkungan yang dilakukan oleh United Nation Industrial Development Organization (UNIDO),” ungkap Managing Director Kawasan Industri Suryacipta Karawang, Ari.

Teknologi FCR mengombinasikan antara biomodul yang dibuat dari serat polipropilen dengan tumbuhan yang berakar serabut. Biomodul ini akan berfungsi sebagai permukaan tempat tumbuhnya mikroorganisme yang akan berfungsi untuk memakan nutrisi berlebih (pengotor) di dalam air limbah dan juga sebagai pemasok oksigen ke dalam tangki IPAL agar menjaga lokasi tetap aerob.

Pemasangan tumbuhan berakar serabut membuat akar tumbuhan dapat berfungsi sebagai media tempat melekat dan tumbuhnya mikroorganisme. Selain itu, hasil metabolisme mikroorganisme ini juga bisa dimanfaatkan sebagai nutrisi bagi tumbuhan itu sendiri.

Selain IPAL PT Suryacipta, hingga saat ini teknologi milik Organica Water sudah dimanfaatkan di beberapa IPAL, seperti di Kawasan Industri Bekasi Fajar, Kawasan Industri BASF, Kawasan Industri Jababeka, dan IPAL Kota Batam.

Kunjungan dilanjutkan dengan tinjauan lapangan melihat IPAL milik PT Suryacipta. Instalasi ini memiliki kapasitas 2×5000 m3 per hari. Pada bagian atas dari instalasi ini dibuat seperti sebuah taman yang ditanami berbagai tanaman. Menurut hasil uji laboratorium, buah yang tumbuh di sini aman untuk dikonsumsi.

Menutup kunjungan, Asdep IDPSDA Rahman berharap di masa mendatang dapat dilakukan akselerasi penerapan teknologi sejenis, khususnya untuk membangun IPAL-IPAL komunal bagi masyarakat yang tinggal di lokasi pemukiman padat.

Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan yang sebelumnya dilakukan ke rencana lokasi pembangunan Waduk Lepas Pantai (WLP) di Muara Sungai Cisadane pada Selasa (24/5/2021). WLP merupakan infrastruktur yang akan didirikan sebagai bagian rencana PTPIN. Selain berfungsi sebagai pengaman pantai dan pengendali banjir-rob, nantinya WLP juga digadang memenuhi ketersediaan air baku kawasan ibukota Jakarta dan sekitarnya. (Chs)