JAKARTA (Independensi.com) – Nama anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Adian Napitupulu menjadi trending topic di Twitter. Ini lantaran Adian memberikan pandangan tentang penggunaan GeNose C19 atau Gadjah Mada Electric Nose.
Pernyataan tersebut mengundang komentar dukungan dari para netizen di Twitter. Bahkan hingga kini masih dibahas, #GenoseKataAdian.
Dia mendapatkan dukungan warganet karena kritikan atau pandangan yang diutarakannya dinilai memberikan banyak informasi, membangun dan solutif.
Adian menjelaskan, tidak sepakat jika lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air dikaitkan dengan akurasi alat deteksi Covid menggunakan embusan napas buatan dalam negeri, GeNose C19.
Adian mengatakan, adanya Genose merupakan bukti pemerintah hadir di tengah masyarakat. Terbukti, penggunaan GeNose digemari masyarakat karena tidak harus dicolok hidungnya seperti tes PCR atau antigen. Selain itu, harga tes GeNose pun terjangkau.
“Ketika Genose di tiadakan, yang paling terpukul sebenarnya rakyat kecil juga, yang tetap harus beraktivitas untuk mencari nafkah. Berikutnya, perjalanan akan berbiaya tinggi dan mempengaruhi mobilitas manusia yang berikutnya bisa memukul perekonomian,” jelasnya.
Lebih lanjut, Adian menyebut Genose merupakan alat uji yang paling murah dan bukan murahan, apalagi asal-asalan. Buktinya, Genose teruji dan izin edarnya dikeluarkan Kemenkes (KEMENKES RI AKD 20401022883).
Kehadiran Genose juga membawa dua sisi positif yakni bisa dijangkau oleh beragam kalangan dan di sisi lain membantu negara untuk melakukan identifikasi mereka yang terkena Covid-19 dengan cepat dan murah.
“Menghentikan penggunaan Genose akan membuat kesehatan hanya menjadi milik orang orang kaya saja yang mampu membayar mahal hanya untuk tes saja. Sederhananya Genose menjawab kebutuhan Rakyat dan Negara,” tegasnya.
Adian juga tak memungkiri kemungkinan adanya persaingan bisnis antara genose dan antigen.
Adian pun mengusulkan, penggunaan Genose sebaiknya tidak hanya di Bandara atau Stasiun saja. Tapi, juga diterapkan di terminal, pasar, mal, kelurahan, pusat perbelanjaan, dan berbagai tempat umum. “Sehingga akses Masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap Covid-19 semakin terbuka dengan harga yang juga terjangkau,” pungkasnya.