Sri Sultan HB X : Mengemas Benda Sejarah Menjadi Pelajaran Masa Kini

Loading

YOGYAKARTA (Independensi.com) Kota Yogyakarta dipercaya sebagai lokasi penyelenggara Perayaan Hari Museum Nasional 2021.

Acara yang digelar secara daring ini, menjadi acara puncak dari rangkaian acara Peringatan 50 Tahun Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY, yang sudah berlangsung sejak 7 Agustus 2021 silam.

Peringatan Hari Museum Nasional ke-6 dan Hari Jadi Barahmus DIY ke-50 ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi, Nadiem Makarim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana, dan Ketua Umum Barahmus DIY Ki Bambang Widodo.

Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi mengingatkan bahwa kita jangan sekali-kali melupakan sejarah. Karena sejarah adalah pembangun jati diri kita sebagai bangsa.

Sqat ini Indonesia memiliki 509 museum dan jumlahnya terus bertambah seiring tumbuhnya kesadaran akan pentingnya museum.
“Semua sudah menyadari bahwa museum adalah sumber pengetahuan tentang asal-usul kita sebagai suatu bangsa,” tambah Nadiem.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, berharap ada adaptasi penerapan protokol kesehatan CHSE untuk destinasi pariwisata.

Kita juga harus Inovasi dengan mengembangkan jalur wisata tematik di destinasi super prioritas Borobudur dengan tema Edu-tour dengan melibatkan museum dan cagar budaya sebagai daya tarik unggulan.

Juga penguatan narasi/storytelling, serta pemanfaatan teknologi dan kolaborasi pentahelix.

Sri Sultan Hamengkubowono X, Gubernur DIY yang juga merupakan tuan rumah penyelenggaraan acara puncak Hari Museum Nasional ke-6 dan Perayaan Ulang Tahun ke-50 Barahmus DIY mengatakan, bagi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta peringatan HMI memiliki nilai yang sangat strategis.

“Momentum HMI kali ini juga harus menguatkan kesadaran dan komitmen kita bersama, untuk mampu mengemas koleksi museum yang berasal dari masa silam, sehingga bisa jadi pelajaran untuk masa kini dan masa mendatang.

Koleksi-koleksi museum juga tidak harus melulu berupa benda-benda kuno. Koleksi-koleksi terbaru juga perlu dipresentasikan sebagai bentuk inovasi dan kreativitas sehingga koleksinya terus berkembang dan relevan,” tambah Sri Sultan. (hpr)