Film dokumenter Sangihe Melawan

Film Sangihe Melawan Diputar di Jakarta

Loading

Jakarta (Independensi.com) – Film dokumenter SANGIHE MELAWAN mendapat sambutan yang cukup luar biasa, ketika ditayangkan, 7 Juni lalu di salah satu aula Polnustar, Sangihe.

Antusiasme masyarakat Sangihe menurut Humas Save Sangihe Island ( SSI ), Alfred Pontolondo, cukup siginifikan untuk ingin tahu perjuangan masyarakat Sangihe yang direpresentasikan lewat seorang kakek yang bernama Agus Mananohas (74 tahun).

Kakek yang sehari hari bertani dan  beristerikan Sientje Riung serta dikaruniai 5 orang anak dan beberapa cucu adalah Penabuh Genderang Perang Perlawanan Sangihe.

Kini film dokumenter SANGIHE MELAWAN  mendapat respon positip dari berbagai kalangan untuk menonton dan mendiskusikan.

Film yang mengangkat kisah perjuangan Masyarakat Sangihe, Sulawesi Utara yang MENOLAK eksploitasi alam yang dilakukan PT. Tambang Mas Sangihe ( PT.TMS) di Wilayah Sangihe.

Mengingat usai revisi UU Minerba, pemerintah memberikan izin kontrak karya kepa PT.TMS di Sangihe.
Hal ini seketika mendapat penolakan dari masyarakat.

Pemberian izin itu dinilai bertentangan dengan aturan yang melarang adanya aktifitas pertambangan di pulau kecil, sesuai UU 1 tahun 2014 tentang Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.

Hal inilah yang menarik untuk diperbincangkan dalam sebuah komunitas yang menyaksikan tayangan itu.

Flm SANGIHE MELAWAN ini ditayangkan di Jakarta, Sabtu 11 Juni 2022 petang di sebuah Coffee Shop di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.

Para undangan yang hadir, diantaranya Tokoh masyarakat Sangihe, Dr.Ahmad Nasir Biasane, Kapten Simson Katiandagho, tidak hanya menyaksikan pemutaran  film , tapi ada diskusi untuk membahas ada apa sebenarnya terjadi di Sangihe dan apa korelasinya masalah ini dengan Omnibus.

Diskusi dimoderati Setyo A. Saputro ( SINDIKASI Jabodetabek, dengan nara sumber, Sekar Banjaran Aji ( Greenpeace Indonesia) dan Veive Hamenda ( Save Sangihe Island) (edl)