Fairatmos dan BCG Luncurkan Laporan tentang Potensi Teknologi Iklim di Asia Tenggara

Fairatmos dan BCG Luncurkan Laporan tentang Potensi Teknologi Iklim di Asia Tenggara

Loading

JAKARTA (Independensi.com)- Fairatmos dan BCG Berkolaborasi Luncurkan Laporan yang Mengungkap Potensi Besar Asia Tenggara dalam Menghadapi Perubahan Iklim melalui ragam inovasi teknologi iklim.
[JAKARTA, 9 Agustus] – Fairatmos, perusahaan teknologi iklim bermisikan untuk mempermudah proses pengembangan offset karbon berkualitas, berkolaborasi dengan Boston Consulting Group (BCG) merilis laporan terobosan berjudul “Climate Technology: Southeast Asia’s Role in Combating Climate Change.” Laporan ini mengungkapkan peluang signifikan yang ditawarkan oleh solusi berbasis alam (Nature-Based Solutions/NbS) di wilayah tersebut, dengan proyeksi potensi pasokan offset karbon sekitar 30% secara global pada tahun 2030, meskipun luas wilayah Asia Tenggara mencakup kurang dari 1% dari total luas daratan dunia.
Didirikan pada tahun 2022, Fairatmos berdedikasi untuk menciptakan dunia di mana keuntungan bisnis, manusia, serta lingkungan, dapat hidup berdampingan. “Fairatmos bangga bekerja sama dengan BCG untuk menghadirkan laporan transformatif ini. Potensi Asia Tenggara sungguh melimpah dalam menghadapi perubahan iklim melalui solusi berbasis alam. Sebagai perusahaan teknologi iklim pionir di Asia Tenggara, kami tergerak oleh visi bersama dalam membangun masa depan yang berkelanjutan dan berkomitmen untuk menjadi pelopor dalam solusi-solusi yang memberikan manfaat lingkungan dan sosial yang nyata,” ujar Natalia Rialucky, CEO Fairatmos.
Laporan ini, yang diluncurkan pada Indonesia Future of Climate Summit 2023, juga mengungkapkan wawasan kritis tentang potensi yang belum dimanfaatkan dari Asia Tenggara dalam mengurangi dampak perubahan iklim melalui adopsi solusi berbasis alam. Solusi-solusi ini mencakup beragam inisiatif, termasuk reboisasi, penanaman hutan, restorasi lahan basah, dan pertanian berkelanjutan, yang semuanya berkontribusi pada penyimpanan karbon dan konservasi biodiversitas.
Meskipun potensi besar Asia Tenggara, laporan ini menyoroti berbagai tantangan di seluruh rantai nilai yang menghambat adopsi luas proyek NbS. Masalah terkait transparansi proyek, visibilitas permintaan, dan jaminan kualitas diidentifikasi sebagai hambatan yang harus diatasi secara kolaboratif untuk membuka potensi penuh wilayah ini dalam menghadapi perubahan iklim.
Yulius Yulius, Managing Director dan Senior Partner dari BCG mengatakan: “Mengatasi perubahan iklim adalah usaha yang signifikan, yang keberhasilannya akan tidak mungkin dicapai tanpa kolaborasi. Agar kemajuan dapat dicapai dalam mempercepat penerapan solusi berbasis alam dan teknologi iklim, yang kita perlukan dengan mendesak sekarang adalah tindakan kolektif dari para penyedia teknologi, pemimpin industri, pihak keuangan, pemerintah, dan regulator. Dengan masa depan lingkungan kita ada dalam bahaya, setiap penundaan dalam melakukannya bisa berarti konsekuensi yang tidak dapat diubah bagi komunitas kita dan generasi mendatang.”
Indonesia Future of Climate Summit 2023, acara bertema teknologi iklim pertama yang ramah karbon di Indonesia, diselenggarakan oleh Fairatmos, Yayasan Paloma Sjahrir, dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), di Hotel Dharmawangsa Jakarta. Kegiatan tersebut menghadirkan pemimpin, inovator, pembuat kebijakan, ahli industri, dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor di Asia Tenggara untuk mengeksplorasi strategi inovatif dalam mengatasi tantangan ini dan mempercepat adopsi solusi berbasis alam.
Laporan “Climate Technology in Southeast Asia: Key to Unlocking the World’s Carbon Sink” dapat diunduh di website Fairatmos dan BCG.
Tentang Fairatmos
Fairatmos adalah perusahaan teknologi iklim yang memiliki misi untuk mempermudah proses pengembangan offset karbon berkualitas yang memberikan dampak kepada komunitas. Dibentuk pada tahun 2022, Fairatmos telah berjejaring dengan lebih dari 100 perusahaan dan komunitas dalam usaha pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia melalui teknologi AtmosCheck, AtmosWatch, dan AtmosFund.
Tentang Boston Consulting Group (BCG)
Boston Consulting Group bermitra dengan para pemimpin di dunia bisnis dan masyarakat untuk mengatasi tantangan terpenting mereka dan menangkap peluang terbesar mereka. BCG adalah pelopor dalam strategi bisnis ketika didirikan pada tahun 1963. Saat ini, kami bekerja erat dengan klien untuk mengadopsi pendekatan transformasional yang bertujuan untuk memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan—memberdayakan organisasi untuk tumbuh, membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat.
Tim kami yang beragam dan global membawa keahlian industri dan fungsional yang mendalam serta berbagai sudut pandang yang mempertanyakan status quo dan memicu perubahan. BCG menyampaikan solusi melalui konsultasi manajemen yang canggih, teknologi dan desain, serta ventura korporat dan digital. Kami bekerja dalam model kolaboratif yang unik di seluruh firma dan di semua tingkat organisasi klien, didorong oleh tujuan membantu klien kami berkembang dan memungkinkan mereka membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.(bud)