Foto : Masjid An-Nur Sekarkurung Kebomas Gresik Jawa Timur

Tunggu Laporan Warga Sekarkurung Polisi Bakal Usut Kasus Dugaan Pengelapan Uang Kas Masjid

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Polres Gresik Jawa Timur, siap memproses kasus dugaan pengelapan uang kas Masjid An-Nur yang ada di Desa Sekarkurung Perum Green Hill Kebomas, jika ada satu atau dua orang warga yang melapor.

Hal tersebut disampaikan Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdan saat di tanya prihal dugaan pengelapan uang senilai Rp 186 juta yang dilakukan oleh oknum pengurus atau takmir Masjid.

“Silahkan perwakilan warga melapor. Satu dua orang saja cukup perwakilan warga,” kata Aldhino saat dikonfirmasi wartawan diacara Hari Pers Nasinal (HPN) di Balai Wartawan Jl Basuki Rahmad Gresik pada beberapa waktu yang lalu.

Bahkan, Aldhino sempat kaget jika yang diduga melakukan pengelapan uang kas Masjid adalah oknum pengurus atau takmirnya sendiri.

“Masak takmir sendiri yang mencuri uang kas masjid, ini kebangetan. Mereka (takmir) mestinya kan harus menjadi teladan masyarakat. Wah ini baru dengar saya, biasanya kotak amal dicuri orang lain, maksudnya bukan takmir yang melakukan,” tuturnya.

“Kalau laporannya sudah masuk, kami akan segera ditindaklanjuti agar kasus ini bisa menjadi pengingat bagi takmir dimana saja untuk tidak melakukan hal serupa. Tetapi terus terang, baru kali ini saya mendengar dana infaq dicuri oleh oknum pengurus takmir sendiri,” tandasnya.

Sementara, salah satu warga Sekarkurung menjelaskan, bahwa pengelapan dana infaq ini sebenarnya sudah ada oknum takmir yang mengaku sengaja menggelapkan dana infaq Masjid Annur. Bahkan, oknum ini mengaku membawa dana sekitar Rp179 juta kepada tim pencari fakta atau tim enam (6 orang) bentukan takmir Masjid yang baru.

“Saat itu dia bilang, kebetulan pas dirinya yang melakukan, ketahuan. Jadi yang saya pahami pernyataan oknum ini seolah dia memberi tanda bahwa pencurinya bukan hanya dirinya. Yang diakuinya Rp179 juta,” ungkap Imam Ma’ruf yang juga anggota tim 6 yang bertugas menggali data terkait raibnya uang kas Masjid Annur; Jumat (15/3).

“Meskipun tidak ada pernyataan tertulis, tetapi pengakuanya itu disampaikan ke kami yang jumlahnya 6 orang. Saat itu dirumah mantan Ketua Takmir takmir,” tuturnya.

Menurut tokoh idealis di Green Hill ini, temuan itu kata dia perlu ditindaklanjuti oleh pengurus RW dan Pengurus Takmir yang baru. Bukan justeru sebaliknya Takmir Baru dan RW meminta agar mantan takmir melaporkan dirinya sendiri ke Polisi.

“Itu kan perintah yang menurut saya cacat logika. Karena meskipun ada oknum yang mengaku secara lisan tetapi kasus ini menjadi tanggungjawab para mantan pengurus. Tentu mantan Ketua Takmir dan seluruh jajaranya saat itu,” tandas Imam.

Sejumlah warga mengungkapkan, ketakmiran Masjid Annur sudah sejaklama menjadi gunjingan warga karena penglolaan keuangan tidak transparan. Kejanggalan mulai menguat setelah takmir pengurus takmir hendak memindah trafo listrik dengan dalih akan dibangun menara. Anggaran dari infaq saat itu sebesar Rp40 juta.

“Anehnya saat itu ada warga yang hendak membantu mendanai dengan uang pribadi untuk pemindahan trafo. Tetapi ditolak dan pengurus takmir memilih membayar menggunakan dana infaq. Dan sampai hari ini menara juga tidak dibangun. Setelah berjalan tiga tahun lebih baru terbongkar. Banyak kejanggalan kejanggalan sebelumnya. Hanya saja kami tetap megang etika dan praduga tak bersalalah,” kata Mulyono warga RT04 Perum Green Hill. (Mor)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *