Gus Falah Ingatkan Pentingnya Smelter Tembaga Dalam Hilirisasi

Loading

Jakarta- Anggota Komisi VII DPR-RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menanggapi rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melarang ekspor tembaga di pertengahan tahun ini. Pelarangan itu untuk memacu hilirisasi konsentrat tembaga nasional.

Hal itu ditegaskan Presiden Jokowi dalam Peringatan HUT PDI Perjuangan ke-50 di Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Gus Falah menyatakan, hilirisasi tembaga memang akan berdampak positif bagi Indonesia karena adanya peningkatan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan devisa.

Namun, Gus Falah juga mengingatkan pemerintah akan pentingnya smelter dalam hilirisasi tembaga. Sebab, tanpa smelter dengan kapasitas yang memadai, pelarangan ekspor tembaga tak berhasil mencapai tujuannya.

“Sama dengan komoditas lainnya, hilirisasi tembaga hanya akan berhasil bila ada smelter yang mampu menyerap produksi konsentrat tembaga nasional. Bila tidak, justru pelarangan ekspor ini akan merugikan perekonomian dan pelaku usaha,” ujar Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/1/2023).

Gus Falah mengungkapkan, saat ini hanya PT Smelting Gresik yang dapat mengolah konsentrat tembaga di dalam negeri dengan kapasitas 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Selain itu, ada rencana pengembangan kapasitas sebesar 300.000 ton per tahun.

Jadi, hanya 1,3 juta ton yang bisa diserap di dalam negeri nantinya. Sementara, lanjut Gus Falah, produksi konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia saja sudah 3 juta ton per tahun.

Sedangkan smelter tembaga kedua milik Freeport di JIIPE Gresik baru beroperasi pada kuartal VI-2024. Smelter tembaga itu dirancang untuk mampu mengolah 2 juta ton konsentrat per tahunnya.

“Maka, ketersediaan smelter yang kapasitas penyerapan konsentrat tembaganya lebih besar sangat dibutuhkan. Jika tidak, akan ada over produksi yang sia-sia,” ujar Politisi PDI Perjuangan itu.