Mentan SYL panen jagung

Indef Dukung Kementan Gelorakan Diversifikasi Pangan

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan setuju dengan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggelorakan diversifikasi pangan. Selain itu, ia juga menegaskan, diversifikasi pangan harus lebih dipercepat khususnya di Indonesia bagian timur, termasuk subsidi tepat sasaran dan pendataan yang valid sehingga peluang dan potensi produksi pangan alternatif bisa di petakan dengan baik.

“Saya setuju dengan upaya Kementan menggelorakan diversifikasi pangan, kalau konsisten optimis bisa dipercepat,” Ucap Bhima saat dihubungi Jumat, 26 Juni 2020.

Menurut dia, saat Pandemi Korona yang penuh ketidakpastian, diversifikasi pangan menjadi strategi yang cukup mendesak. Terutama, melihat ancaman krisis pangan. Diketahui, beberapa negara eksportir pangan khususnya beras, saat ini terpantau cenderung melakukan proteksionisme dengan mengurangi ekspor pangan ke negara lain.

“Tanpa diversifikasi pangan selain beras, ketahanan pangan sangat rentan,” bebernya.

Oleh sebab itu, Bhima menyambut baik terhadap berbagai upaya diversifikasi pangan. Dalam perspektif ekspor, diversifikasi pangan juga berhubungan dengan kenaikan nilai tambah dan mengurangi resiko akibat turunnya harga disatu jenis komoditas pangan. Menurutnya, semakin terdiversifikasi, maka pangan yang dihasilkan semakin bagus bagi perekonomian dan kesejahteraan petani.

“Misalnya harga beras internasional sedang turun tapi harga sorgum naik sehingga petani bisa switch, untuk mengembangkan komoditas yg harga nya lebih baik,” tandasnya.

Sementara itu, Kementan terus mendorong pemerintah daerah mengembangkan potensi sumber pangan lokal dan mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir bahwa beras atau nasi bukan satu-satunya sumber karbohidrat.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi mengatakan  untuk memenuhi kecukupan pangan dan gizi harus didukung dengan peningkatan produksi yang bersifat eksponensial atau tidak linier, dengan berbagai upaya seperti inovasi teknologi, intensifikasi, ekstensifikasi, pendampingan, penyediaan modal usaha, dan akses pasar.

“BKP Kementan juga mengembangkan beberapa program unggulan seperti kawasan rumah pangan lestari atau KRPL, program kawasan mandiri pangan disingkat KMP, gerakan diversifikasi konsumsi pangan untuk meningkatkan produksi pangan, dan perbaikan gizi mulai dari rumah tangga,” terangnya.(wst)