Perumahan Eksklusif Ubah Lanskap Sosial, Budaya dan Keagamaan

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Mantan Rektor UIN Jakarta Azyumardi Azra mengatakan pembangunan perumahan-perumahan eksklusif perlu diwaspadai karena bisa menimbulkan kecemburuan sosial dan akan menjadi sasaran bila kecemburuan tersebut meledak.

“Ruang dan wilayah kita perlu ditata ulang. Tidak hanya fisiknya, tetapi juga harus mempertimbangkan sosial, budaya dan keagamaan,” kata Azyumardi dalam Dialog Kebangsaan II bertajuk “Pendidikan Memperkuat Kebangsaan” di Jakarta, Selasa (11/7/2017).

Azyumardi mengatakan ketika perumahan-perumahan eksklusif dibangun, yang berubah di wilayah tersebut bukan hanya lanskap fisik tetapi juga lanskap sosial, budaya dan keagamaan.

“Bisa jadi di wilayah itu sebelumnya perkampungan, ada banyak masjid, setiap hari terdengar suara adzan. Setelah perumahan-perumahan modern dibangun, tidak ada lagi masjid dan suara adzan. Perubahan lanskap sosial, budaya dan keagamaan itu bisa menjadi awal dari konflik dan intoleransi,” tuturnya.

Padahal, Azyumardi menilai masyarakat Indonesia merupakan bangsa yang sangat cair dan tidak mudah terpecah-pecah. Misalnya, meskipun menjadi negara dengan umat Muslim terbesar, tidak semua forum yang diselenggarakan memisahkan antara laki-laki dan perempuan.

Menurut Azyumardi, perbedaan yang ada pada bangsa Indonesia telah melebur. Meskipun masih ada nama-nama kampung berdasarkan etnis tertentu, penghuninya saat ini sudah multietnis dari berbagai kalangan dan agama.

“Bandingkan dengan kawasan Harleem di New York yang hanya dihuni kalangan kulit hitam, atau bagaimana di Malaysia dan Singapura. Bangsa Indonesia lebih terintegrasi. Saya lebih optimis dengan bangsa Indonesia,” katanya.

Azyumardi menjadi salah satu pembicara dalam Dialog Kebangsaan II bertajuk “Pendidikan Memperkuat Kebangsaan” yang diadakan Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Selain Azyumardi, pembicara lainnya adalah Deputi Bidang Advokasi Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPPIP) Prof Dr Hariyono MPd dan peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI Makmuri Sukarno. (antaranews.com)