Direktur I Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Rajes Khana MSc (kiri), dan Direktur IV Berlin Pangaribuan MM yang mewakili Rektor Dr Virgo Simamora MBA dalam halal bihalal Kapolri Jenderal Tito Karnavian dengan BEM dan OKP di STIK, Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Kapolri: Mahasiswa dan Pemuda Pegang Peran Penting Menjaga Indonesia

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Mahasiswa dan pemuda memegang peran penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam halal bihalal dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Tito mengingatkan hadirin bahwa sejarah mencatat mahasiswa dan pemuda sudah berperan sejak perjuangan menuju kemerdekaan. Dimulai dari berdirinya Boedi Oetomo pada 1908, diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 1928, hingga “penculikan” Soekarno ke Rengasdengklok untuk menyusun proklamasi kemerdekaan Indonesia.

“Gerakan Boedi Oetomo dijalankan oleh para mahasiswa. Bukan oleh guru, polisi, atau yang lain-lain. Itu sejarah. Jangan sampai semuanya terjadi begitu saja,” kata Tito.

Tito juga mengingatkan agar mahasiswa dan pemuda tidak mudah terpengaruh atau didikte oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa.

“Kita perlu bersyukur Indonesia tetap utuh selama 72 tahun ini. Tapi potensi konflik masih tinggi. Mahasiswa dan pemuda harus bisa menjadi pilar utama untuk menjaga keutuhan NKRI,” ujarnya.

Dalam acara bertema “Memperkokoh NKRI dan Mewujudkan Kemajuan Bangsa” itu, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA’45) mengutus Direktur I Rajes Khana MSc dan Direktur IV Berlin Pangaribuan MM yang mewakili Rektor Dr Virgo Simamora MBA.

Sebagai kampus nasionalis, UTA’45 sepakat dengan Kapolri tentang pentingnya peran pemuda dan mahasiswa. Bukan sekadar wacana, hal itu diimplementasikan dengan membentuk wadah gerakan mahasiswa penegak Pancasila.

“Di sini kami selalu menekankan kepada mahasiswa untuk selalu menegakkan keadilan dan kebenaran. Tanpa Keadilan dan kebenaran, mustahil Indonesia bisa bersaing dengan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Filipina,” kata Berlin.

“Para mahasiswa diharapkan bisa membangun kompetensi, keterampilan (skill), dan menjaga perilakunya (attitude). Ketiga hal itulah yang bisa membantu mereka menjadi pemimpin yang andal di masa depan,” ujar alumnus Universitas Nomensen itu.