Warung bakso Mekar di Jln KH Ahmad Dahlan Pekanbaru menjadi korban beredarnya bakso yang diduga di campur daging babi. Pengunjung selama ini selalu ramai dan sempat tutup empat hari akibat bakso dicampur daging babi tersebut.

Bakso Mengandung Daging Babi Beredar di Pekanbaru

Loading

PEKANBARU (IndependensI.com) – Surat Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru tanggal 23 Agustus 2017 yang menyatakan Bakso Mekar di Jl Ahmad Dahlan Pekanbaru terindikasi menggunakan daging babi. Menyikapi hal itu, Walikota Pekanbaru H Firdaus MT meminta, agar temuan itu di telusuri, jangan sampai masyarakat pedagang bakso serta konsumennya menjadi korban.

Firdaus meminta Dinas Kesehatan bekerjasama dengan BBPOM, mengusut tuntas temuan bakso yang diduga mengandung babi. “Kejar ke hulu, jangan berhenti di hilirnya”, tegasnya.

Walikota menyorot terkait sample yang diambil pihak BBPOM bulan Mei, namun baru di umumkan 23 Agustus 2017. Jangka waktu pengambilan sample dengan pengumuman hasil uji laboratorium, cukup lama.  Saya dapat kabar, penyebabnya, BBPOM belum memiliki laboratorium, sehingga harus membawa ke Aceh dan Jakarta. Menurut Firdaus, pedagang Bakso Mekar yang berada di Jl KH Ahmad Dahlan adalah sebagai korban.

Hal ini saya sampaikan, setelah mendapat laporan dari dinas terkait yang menangani masalah, termasuk keterangan dari pemilik warung bakso. Rantai distribusi bahan baku bakso cukup panjang. Dari Rumah Potong Hewan (RPH) hingga pasar sebagai pusat penggilingan daging, semuanya perlu di perhatikan.

Bisa saja ini dilakukan oleh orang tidak bertanggungjawa untuk mengoplosnya. Atau bisa saja di tempat penggilingan terkontaminasi dengan daging babi. Kita tidak tau, ini meski ditelusuri secara cerdas, yang salah siapa. Diharapkan BBPOM dapat mengungkap kasusnya.

Walikota juga meminta kepada pedagang Bakso Mekar untuk kembali beroperasi seraya menyelesaikan perizinan, termasuk laik sehat. “Saya ingatkan, itu harus dibuka segera. Kronologisnya ’kan sudah jelas, penyebabnya bukan dari warung baksonya. Mereka sudah tutup empat hari, saya minta besok (maksudnya hari ini) sudah harus dibuka”, tegasnya

Ditempat terpisah, Suharyanto selaku pengelola Bakso Mekar kepada Independensi.Com dengan tegas membantah menggunakan daging babi sebagai campuran bakso yang di produksinya. Pihaknya hanya menggunakan daging sapi segar dan murni, ditambah dengan tepung sebagai campuran adonan bakso yang di produksinya sendiri.

Kita tidak pernah menggunakan daging babi. Bakso kita sendiri yang mengolahnya, kita upahkan ke-orang lain. Lokasi dan penggilingannya sama, yaitu di pasar loket (Pasar Cik Puan). “Saya kaget begitu mengetahui temuan dari BBPOM yang menyatakan bakso olahannya terindikasi mengandung fragmen DNA spesific porcine atau babi, padahal perizinan sudah ada dari kemarin, kenapa ini baru ada sekarang”, ujar Suharyanto heran.

Sementara Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman turut menyesalkan adanya temuan kandungan Fragmen DNA Spesific Porcine (babi) pada Bakso Mekar yang terletak di Jalan KH Ahmad Dahlan, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru- Riau. Menurut Andi, hal itu harusnya tidak terjadi, mengingat pelanggan warung bakso tersebut rata-rata umat muslim dan lokasinya berada di kawasan strategis.

Warung baksonya bersifat umum, bukan khusus. Seharusnya pemilik restoran memilih bahan bakunya yang bisa dikonsumsi masyarakat umum. Kami menghimbau semua restoran, kedai kopi maupun warung makan, tolong hati-hati dalam memilih bahan baku makanan, ujar Gubri lagi

Sedangkan Kepala BBPOM Pekanbaru Muhd Kashuri mengatakan, kasus temuan adanya fragmen DNA Babi Spesific Porcine pada bakso Mekar, masih akan didalami. Karena BBPOM belum bisa memastikan, kenapa bisa ditemukan ada fragmen DNA Babi Spesific Porcine pada bakso tersebut. Sebab, pihak pengelola merasa tidak melakukan, ini yang masih akan didalami, ujar Muhammad Kashuri.

Lebih lanjut Kashuri dalam jumpa pers yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Helda Selasa (29/8) mengatakan, ada beberapa kemungkinan terjadi dalam ‘kasus’ tersebut. Pertama saat proses pembelian daging, atau kedua bisa saja ketika masuk proses penggilingan.

Kashuri memastikan, sejauh ini baru satu yang ditemukan adanya fragmen babi pada jajanan bakso di Pekanbaru. Untuk tindak lanjutnya, BBPOM akan melakukan pembinaan. Karena kita ingin pelaku usaha tidak terganggu karena hal tersebut. “Kita kedepankan pembinaan”, ujarnya. (Maurit Simanungkalit)