Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda saat memberikan keterangan kepada awak media Selasa19/9 di ICE BSD

TEI 2017 Targetkan Transaksi USD 1,1 Miliar

Loading

JAKARTA(IndependensI.com) – Pameran dagang internasional terbesar di Indonesia, Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 siap digelar dengan menargetkan nilai transaksi sebesar USD 1,1 miliar. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda optimistis target ini akan tercapai, mengingat pelaksanaan TEI ke-32 ini menawarkan fasilitas pameran yang lebih baik lagi.

“Dengan lokasi baru, diharapkan penyelenggaraan TEI menjadi lebih baik lagi. Tampilan dan zonasi produk akan tertata lebih baik dan menarik sesuai standar pameran internasional, begitu juga dengan kenyamanan bertransaksi dan bernegosiasi,” tandas Arlinda.

TEI 2017 akan dilaksanakan pada 11-15 Oktober 2017 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten. Direncanakan akan dibuka Presiden RI Joko Widodo. TEI 2017 ditargetkan menjaring 16.000 pembeli internasional dan 1.100 peserta pameran.

Arlinda menegaskan, pembiayaan di TEI tahun ini murni ditanggung oleh pihak swasta. Dengan begitu, Arlinda berharap para peserta TEI yang terjaring adalah benar-benar pelaku bisnis yang memiliki keinginan dan kemampuan menjalankan bisnis internasional baik secara produksi mau pun manajemen, serta siap masuk ke pasar ekspor.

Mengusung tema “Global Partner for Sustainable Resources”, TEI kali ini menggambarkan kesiapan Indonesia menjadi mitra penyedia sumber daya yang berkesinambungan bagi pelaku usaha dunia, yang ingin semakin menancapkan kuku di kancah perdagangan global.

Menempati area seluas 50.000 m2, zonasi pameran terbagi atas zona produk potensial dan unggulan nasional.

Setiap hall akan dilengkapi buyer service area yang siap melayani kebutuhan para buyer selama berada di lokasi pameran. Selain itu akan disajikan juga kuliner nusantara.

“Zonasi ini ditentukan dengan sangat cermat dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk saran dari perwakilan perdagangan di luar negeri serta masukan dari para buyer di TEI tahun sebelumnya,” tutur Arlinda.

Tidak hanya pameran dagang, TEI 2017 juga akan menyuguhkan berbagai kegiatan pendukung, seperti Trade, Tourism and Investment (TTI) Forum. Forum ini terdiri atas kegiatan-kegiatan, antara lain TTI Seminar, lokakarya, talkshow, diskusi regional, kompetisi ekspor perusahaan start-up, dan konseling bisnis. Selain itu, ada pula misi pembelian dan business matching untuk membicarakan potensi kerja sama bisnis dua pihak. Menurut Arlinda, hingga saat ini terdaftar lebih dari 6.000 buyers dari 66 negara. Permintaan paling tinggi dari para buyer tahun ini antara lain produk makanan dan minuman; produk dan jasa manufaktur; serta furnitur, furnishing, dan furnitur taman.

Untuk TEI 2017, Kementerian Perdagangan berkoordinasi dengan 132 kantor perwakilan Indonesia di luar negeri, 23 atase perdagangan, 19 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), 1 Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia, serta 1 Konsul Perdagangan untuk menjaring buyer asing.

“Upaya ini menjadi tindak lanjut reorientasi dan reposisi atase perdagangan dan ITPC, yang tidak hanya menjadi marketer tapi juga menjadi customer service bagi buyer di negara akreditasi mereka yang menjadi mitra pelaku usaha Indonesia,” kata Arlinda.

Selain transaksi ke luar negeri, Arlinda juga berharap terjadi transaksi antara peserta TEI dengan buyer lokal melalui misi dagang lokal. Di TEI 2017 ini, misi dagang lokal akan semakin diintensifkan. Untuk itu, Arlinda mengimbau Pemerintah Daerah untuk membawa serta pelaku usaha daerah ke TEI 2017.