(Dari kiri) Ricky Teguhutama Argawa (Swiss-belresort Pecatu), Bagus W Kurniadji (New Kuta Golf), Jimmy Masrin (Asian Tour), Michael Wanandi (Combiphar), Johannes Dermawan (PGATI), dan George Gandranata (Professional Golf Indonesia) saat jumpa pers Combiphar Players Championshipdi Hotel JS Luwansa, Jakarta. (Dokumentasi)

Sulit Bukan Berarti Tidak Bisa

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Sulit bukan berarti tidak bisa. Demikian jawaban yang disampaikan Agus Triyono, Sekretaris Jendral Professional Golf Association Tour of Indonesia (PGATI – dulu PGPI), terkait dengan pertanyaan yang diajukan independensi.com tentang kemungkinan adanya pegolf Indonesia tampil di Olimpiade 2020, usai acara jumpa pers Combiphar Players Championship 2017, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kenapa sulit, kata Agus Triyono lebih lanjut, karena hampir semua pegolf di seluruh dunia mendambakan bisa tampil di multi event empat tahunan tersebut. Bahkan, bukan tidak mungkin, banyak di antara mereka yang jumlahnya mencapai ratusan itu merasa belum lengkap sebagai pegolf kalau belum ikut Olimpiade. Apalagi kalau dalam multi event empat tahunan tersebut berhasil merebut gelar juara. Pasti akan membanggakan baik pribadi, komunitas maupun bangsa dan negaranya!

“Sehingga bagi para pegolf yang ingin tampil di olimpiade dapat dipastikan akan mengalami banyak kesulitan… Tapi bukan berarti mereka tidak bisa tampil di ajang multi event empat tahunan tersebut … asalkan mereka berhasil mengikuti tahapan kualifikasi,” tegas Agus Triyono.

Sarana untuk menuju Olimpiade Tokyo 2020 telah disediakan di berbagai negara berupa turnamen. Di kawasan Asia saja selain ada Asian Tour yang sangat prestisius, sejak beberapa tahun belakangan ini juga ada Asian Development Tour (ADT).

Persaingan untuk menjadi the best tak hanya mewarnai ajang yang masuk ke dalam rangkaian Asian Tour, karena hal yang sama pun terjadi di arena Asian Development Tour.

Seperti yang diungkapkan oleh Cho Minn Thant, Chief Officer Asian Tour, ADT telah berkembang semakin kuat setiap tahun dan menjadi batu loncatan yang bagus bagi para pegolf yang bercita-cita untuk bermain di Asian Tour.

Chief Officer Asian Tour tersebut menyebut nama George Gandranata yang menjadi pegolf pertama Indonesia yang menang pada ADT Maret lalu.

Selain George kemudian Danny Masrin yang baru-baru ini mendapat kehormatan berupa undangan untuk berpartisipasi dalam Asian Tour dan Japan Tour pada 2018 atas prestasinya yang menempati posisi teratas pada turnamen ADT sebelumnya.

Cho juga berharap bisa menyaksikan lebih banyak talenta muda dan menarik dari Indonesia pada masa yang akan datang.

Event Players Championship yang didukung penuh oleh perusahaan consumer healthcare terkemuka di Indonesia, Combiphar tersebut, sebagaimana yang diungkapkan Michael Wanandi, bahwa pihaknya selaku CEO Combiphar yakin turnamen tersebut akan menjadi platform kuat bagi para pegolf profesional yang ingin unggul dalam olahraga ini, khususnya untuk mencapai poin Official World Golf Ranking (OWGR).

Karena, seperti diketahui, semua event ADT menyodorkan poin Official World Golf Ranking (OWGR). Penenangnya akan menerima poin OWGR sedangkan enam pegolf top plus ties juga mendapatkan poin berdasarkan skala yang merujuk pada standar yang ditetapkan. Sementara lima besar pada Order of Merit di akhir musim akan mendapatkan kartu Asian Tour untuk musim kompetisi 2018.

Oleh karena itulah maka Michael Wanandi pun mengharap para pegolf terbaik di Indonesia akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk terus mendorong perkembangan olahraga golf di negeri ini, serta mempersiapkan diri untuk berkompetisi di ajang Olimpiade 2020.

Turnamen yang memperebutkan total hadiah sebesar US$100.000 tersebut akan diselenggarakan di New Kuta Golf Club, Bali, pada 11-14 Oktober 2017, dan diawali dengan event Pro-Am sehari sebelumnya.

Event tersebut merupakan event kedua setelah event yang sama diselenggarakan di Singapura pada Januari 2017 yang juaranya direbut oleh pegolf Thailand, Itthipat Buranatanyarat.

Indonesia, sebagai tuan rumah, akan menurunkan sekitar empat puluh orang pro yang berkompetisi di ajang Professional Golf Association Tour of Indonesia (PGATI) pada 2016 dan 2017.

“Termasuk 12 orang pro yang baru-baru ini sukses dalam duel antar negara serumpun IGT (Indonesian Golf Tour) versus PGM (Professional Golf of Malaysia),” ungkap Johannes Dhermawan, Ketua Umum PGATI.

Sedangkan peserta yang ambil bagian dalam Combiphar-Asian Development Tour Player Championship diperkirakan akan berjumlah seratus duapuluh empat pegolf yang berasal dari seluruh dunia.

“Kita berharap event ADT kali ini bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh seluruh peserta khususnya pegolf tuan rumah… Karena, kalau mereka berhasil menjadi pemenang, akan mendapatkan poin OWGR,” kata Jimmy Masrin, Chairman Indonesian Golf Tour (IGT) sambil menambahkan bahwa pihaknya akan menyelenggarakan antara 15 dan 20 turnamen di dalam negeri yang meliputi turnamen lokal (IGT), Asian Tour, dan Asian Development Tour (ADT).

“Mudah-mudahan banyak sponsor yang mendukung, sehingga nantinya akan ada pegolf kita yang bisa tampil di Olimpiade,” Jimmy Masrin menegaskan. (Toto Prawoto)