Mentan Amran tengah menyiram bibit kakao yang baru saja ditanam di sela-sela kegiatan Peletakan Batu Pertama Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kakao Mars Indonesia. (Humas Kementerian Pertanian)

Dongkrak Peringkat RI Produsen Kakao Terbesar Dunia. Ini Caranya

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Indonesia sebagai salah satu produsen kakao terbesar di dunia menduduki peringkat 3 dunia sehingga harus terus meningkatkan produksi dan kualitas agar mampu mendongkrak peringkatnya di dunia.

Sementara Pulau Sulawesi sebagai wilayah penghasil kakao terbesar di Indonesia atau lebih dari 50 persen kakao Indonesia dihasilkan dari Pulau Selebes ini terus berupaya untuk meningkatkan produktivitasnya.

Mayoritas kakao dihasilkan dari perkebunan rakyat, sehingga industri kakao menjadi penting untuk menggerakkan perekonomian masyarakat.

Di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan, atau lebih sering disebut Pangkep, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam kegiatan Peletakan Batu Pertama Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kakao Mars Indonesia. Demikian dalam keterangan pers diterima Independensi.com, Minggu (19/11/2017).

“Tidak semua yang menikmati hasil pertanian kita Pak Menteri, yang mau mencoba ikut larut dari hulu ke hilir hampir tidak semua, hampir semua menunggu di hilirnya saja, atau menunggu di muara untuk mengambil manfaat-manfaat. Pemerintah tidak bisa sendiri, oleh karena itu kehadiran besar dengan ekspansi aktivitas usaha, seperti yang dilakukan oleh Mars (membangun pusat penelitian) adalah bagian yang sangat penting kami dorong ke depan”, ujar Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo yang turut hadir.

Selain itu, Gubernur Sulsel yang telah dua periode menjabat mengapresiasi upaya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di bidang pertanian yang mampu mendorong akselerasi ekonomi Sulawesi Selatan menjadi tertinggi se-Asia Tenggara.

“Akselerasi ekonomi tertinggi di Asia Tenggara khususnya di Indonesia adalah Provinsi Sulawesi Selatan, tentu saja ini makin berkembang setelah Menteri Pertanian turun tangan sepenuhnya memperlihatkan upaya-upaya kita bersama”, jelasnya.

Frank Mars selaku pemilik sekaligus pendiri Mars. Inc mengungkapkan tujuan pembangunan fasilitas penelitian kakao ini adalah pada intinya untuk meningkatkan produksi kakao secara menyeluruh. Frank memprediksi kebutuhan dunia akan kakao terus meningkat dan hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia yang merupakan penghasil kakao. Peningkatan produktivitas menjadi hal yang mutlak.

Ia menginginkan dengan didirikannya fasilitas ini mampu meningkatkan produktifitas 3 kali lipat atau lebih dari 3 ton/ha yang sebelumnya kurang dari 1 ton/ha. Sejalan dengan upaya Kementerian Pertanian, Frank juga mendorong generasi muda untuk terlibat dalam perkebunan dan usaha kakao.

Selain peningkatan produksi, pemerintah juga mengupayakan peningkatan mutu produk pertanian. Disisi lain, Wapres Jusuf Kalla juga mendukung pembangunan fasilitas penelitian ini. Fasilitas ini dianggapnya mendukung upaya peningkatan nilai tambah agar mampu meningkatan daya saing produk di pasar global.

Produktivitas yang masih di bawah beberapa negara dengan produksi total di atas Indonesia dianggap oleh Kalla sebagai potensi tersendiri bagi Indonesia. Kalla mengungkapkan sekiranya produktivitas mampu mencapai 2 ton per hektare, produksi kakao Indonesia dirasa mampu melewati negara di atas kita. Peningkatan benih unggul berkualitas terus diupayakan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian.

“Rencana bibit untuk seluruhnya Rp2,4 triliun dari APBNP saja, seluruh indonesia 30 juta batang lengkap dengan pupuknya, yang jelas Sulawesi yang paling besar,” jelas Menteri Amran.