Mentan Amran Sulaiman di acara panen raya seluas 486 hektare di Desa Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Rabu (24/1/2018). (Humas Kementerian Pertanian)

Hari Ini Sragen Panen Raya di Lahan 486 Ha, Petani Teriakkan ‘Tolak Impor’ !

Loading

SRAGEN (Independensi.com) – Kabupaten Sragen, hari ini Rabu (24/1/2018), panen raya padi di lahan seluas 486 hektare (ha). Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang hadir di acara panen tersebut di Kecamatan Karangmalang disambut dengan serempak oleh petani dengan yel yel “tetap kerja kerja kerja” “tidak mogok kerja”, “tolak impor”!.

Iwan petani Desa Plumbungan Kecamatan Karangmalang mengatakan sebagian besar petani di daerahnya menanam padi varietas Ciherang yang umur 90 hari. Produktivitasnya mencapai 8,4 ton per ha.

“Ini panen 8,4 ton per hektar pak. Ini hamparan panen sangat luas. Harga sebelumnya Rp5.400 dan sekarang tengkulak mulai nawar harga turun pak,” katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno menyebutkan Kabupaten Sragen merupakan penyangga beras Jawa Tengah. Buktinya, hari ini panen di hamparan 286 hektar. “Jadi Pak Menteri warga Sragen di sini menolak impor,” tegasnya.

Bukti lainnya panen raya adalah harga Gabah Kering Panen (GKP) di petani turun Rp 400 per kg. Beberapa minggu lalu, harga di tingkat padi berkisar Rp 5.500 per kg, tetapi kini menjadi Rp 5.100 per kg.

“Saat ini panen raya, harga gabah sudah turun. Hari ini saja panen dengan Pak Menteri di lahan seluas 486 hektar,” demikian kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari di lokasi panen padi di Desa Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Rabu (24/1/2018), dalam keterangan tertulis diterima Independensi.com, Rabu sore.

 

Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Aster KASAD Mayjen Supartodi, perwakilan dari Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Asisten Deputi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ilyas Payong, Dirjen Hortikultura Spudnik Sudjono, Ketua KPPU Syarkawi Rauf, Kasdam Pangdam IV Diponegoro Bakti Agus Fadjari, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno, Direktur Bulog Andrianto, Direktur PT PUSRI, perwakilan Bank BUMN, Dirut PT SHS Syaiful Bahri, Dirut PT Pertani Wahyu, dan 600 petani.

Kepala Dinas Pertanian Sragen, Eka menambahkan saat ini harga GKP tingkat petani benar-benar turun. Faktanya, harga GKP di tingkat petani sekarang Rp 5.100 per kg, padahal dua minggu lalu Rp 5.500 per kg, sehingga turun Rp 400 per kg. Selain itu, produksi beras di Kabupaten Sragen di bulan Januari hingga Maret dijamin surplus.

Buktinya, lanjut Eka, panen padi Kabupaten Sragen Januari 2018 seluas 6.665 hektare setara 23.993 ton beras. Kemudian pada Februari 29.818 hektare setara 105.593 ton dan Maret 3,718 hektare setara beras 13.090 ton.

Dilihat dari konsumsi penduduk 981 ribu jiwa membutuhkan 7.843 ton perbulan, sehingga Januari surplus 16.090 ton beras, Februari surplus 97.750 ton dan Maret surplus 5.247 ton,” terangnya.

“Sragen ini kan salah satu sentra padi di Jawa Tengah, hampir setiap hari para petani menanyakan dan sms tentang kebijakan impor, petani menolak impor pak,” terangnya.

Begitu pun produksi untuk Jawa Tengah dijamin surplus. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Yuni Astuti mengatakan panen padi Provinsi Jawa Tengah Januari 2018 seluas 109 ribu hektare, Februari 2018 seluas 328 ribu hektare dan Maret seluas 293,6 ribu hektare.

Produksi Januari adalah 620 ribu ton GKG setara 375 ribu ton beras, Februari 1.92 juta ton GKG setara beras 1,16 juta ton beras dan Maret 1,73 juta ton GKG setara 1,43 juta ton beras. Sementara konsumsi beras dengan penduduk Jawa Tengah 34,49 juta jiwa adalah 267 ribu ton perbulan, maka dari produksi terlihat selalu surplus setiap bulannya.

“Jawa Tengah juga surplus dan harga mulai turun. Harus diantisipasi agar harga gabah tidak jatuh seperti tahun lalu menyentuh Rp 3.000 perkg,” tegasnya.

Pada acara “Tanam dan Panen Padi Tiap Hari Untuk Kedaulatan Pangan” di Kecamatan Karangmalang Sragen tersebut, Mentan Amran Sulaiman menegaskan pemerintah memberi perhatian penuh terhadap petani.

Hal itu berupa penyaluran bantuan secara gratis seperti alat mesin pertanian yang naik dua kali lipat, rehabilitasi irigasi tersier 3,2 juta hektare, bantuan benih unggul, asuransi pertanian 1 juta hektare dan lainnya.

“Setelah kita berhasil swasembada empat komoditas, ke depan kita fokus pada kesejahteraan petani, family welfare. Saya sampaikan bahwa Bapak Presiden Jokowi sangat mencintai dan menyayangi semua petani,” tegasnya.

Untuk diketahui, sebelumnya, pada Senin (22/1/2018) rombongan Menteri Pertanian memantau sebaran panen dengan pesawat heli di Jawa Timur dan panen di Bojonegoro. Kemudian dilanjutkan panen di Demak, Kudus dan Grobogan pada Selasa (23/1/2018). (eff)