Kementerian PUPR Targetkan Pembangunan Bendungan Sei Gong Selesai Desember 2018

Loading

BATAM (IndependensI.com) —Menteri  Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jumat 2 Maret 2018 melakukan kunjungan kerja ke Batam meninjau proyek pembangunan Bendungan Sei Gong di pulau Galang, Batam. Ketersediaan air baku vital bagi perkembangan Kota Batam sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sei Gong di Pulau Galang yang dimaksudkan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan air baku yang mendesak, baik untuk domestik maupun industri. Bendungan Sei Gong ditargetkan rampung pada akhir Desember 2018.

“Dalam beberapa tahun kedepan, Kota Batam diperkirakan akan mengalami defisit air. Oleh karena itu penting untuk mengoptimalkan potensi air yang tersedia, salah satunya dengan menampung aliran Sungai Gong. Pastinya Kota Batam dan sekitarnya akan menikmati manfaatnya,” kata Menteri Basuki saat meninjau pembangunan Bendungan Sei Gong yang didampingi  Wakil Walikota Batam Amsakar Achmad.

Bendungan dengan kapasitas 11,8 juta m3 direncanakan untuk mensuplai air baku sebesar 400 liter per detik yang akan diolah di instalasi pengolahan air di Kota Batam. Sementara untuk pembangunan saluran air akan menggunakan dana BP Batam dan Pemerintah Daerah. Namun Menteri Basuki mengatakan jika tidak mencukupi, APBN di Kementerian PUPR siap dialokasikan untuk mendukung pembangunan saluran.

Bendungan Sei Gong merupakan salah satu dari program pembangunan 49 bendungan baru yang tengah dibangun Kementerian PUPR dalam periode 2015-2019 sebagai bagian dari upaya mewujudkan Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla untuk kedaulatan pangan dan ketahanan air nasional.

Bendungan senilai Rp 238,44 miliar, dibangun sejak Desember 2015 dengan kontraktor PT. Wijaya Karya, dan ditargetkan tubuh bendungan rampung pada Agustus 2018 dan selesai seluruhnya pada akhir 2018. Saat ini progres fisik bendungan telah mencapai 77,53%. Pengadaan tanahnya dilakukan oleh Badan Pengelola (BP) Batam.

Menteri Basuki mengatakan saat ini pekerjaan yang dilakukan adalah penyelesaian konstruksi tubuh bendungan yang telah berada di level 6 meter dari yang ditargetkan 12 meter. “Masih ada beberapa persil tanah yang belum dibebaskan meskipun ini tanah negara tetapi ada masyarakat yang melakukan budidaya sehingga perlu diberikan uang kerohiman, bukan ganti rugi sesuai Perpres 56 Tahun 2017 tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Dalam Rangka Penyediaan Tanah Untuk Proyek Strategis Nasional. Akhir Maret 2018 ini sudah akan dibayarkan,” jelas Menteri Basuki.

Salah seorang wanita paruh baya penerima uang kerohiman bernama Patricia sempat ditemui oleh Menteri Basuki di lokasi kunjungan. Ibu Patricia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah dan mendukung pembangunan Bendungan Sei Gong yang akan menjadi sumber air baku warga sekitar. Tidak lupa Patricia menitipkan salam kepada Menteri Basuki untuk disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

Turut hadir pula dalam kunjungan Menteri Basuki ke proyek Bendungan Sei Gong  yakni Inspektur Jenderal Rildo Ananda Anwar, Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso, Direktur Sungai dan Pantai Ditjen SDA Hari Suprayogi, Direktur Operasi I PT. Wijaya Karya Chandra Dwiputra, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera IV Kepulauan Riau Ismail Widadi, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IV Junaidi. (***)