Keberadaan Sandiaga Uno Sulit Dongkrak Suara Sudirman-Ida

Loading

SEMARANG (IndependensI) – Keberadaan Sandiaga Uno sebagai figur yang berkampanye bagi pemenangan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah tidak akan banyak berpengaruh. Pasalnya sebagai wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno tidak menunjukkan prestasi yang nyata dan justru menjadi sasaran kritik masyarakat karena Jakarta makin mengalami kesemrawutan setelah era kepemimpinan Ahok.

“Gerindra memang telah menerjunkan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno untuk ikut memenangkan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah. Tetapi ini nggak akan banyak membantu. Yang terjadi justru sebaliknya. Setelah era kepemimpinan Ahok, Jakarta justru mengalami kesemrawutan,” kata Pengamat komunikasi politik Universitas Diponegoro Semarang Triyono Lukmantoro dikutip dari kantor berita antara, Rabu (13/06/2018). Strategi Gerindra dinilai akan mengalami kegagalan karena masyarakat Jawa Tengah tidak mudah terjebak dalam politik pencitraan. Keberadaan Sandiaga Uno sebagai tim pemenangan Gerindra tidak memiliki daya tarik bagi calon pemilih di Jawa Tengah dan justru menjadi “beban” bagi pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziyah.

Ia menyatakan penggunaan isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) yang dilakukan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat Pilkada DKI Jakarta tidak akan manjur diterapkan di Jawa Tengah. Masyarakat tidak akan setuju cara-cara kotor seperti yang pernah dilakukan pada Pilkada DKI Jakarta, diterapkan di Jawa Tengah. “Ada semacam kebingungan dan kepanikan yang dialami tim pemenangan Gerindra karena tidak bisa leluasa menggunakan isu SARA di Jawa Tengah seperti yang dulu mereka lakukan. Hal ini menyulitkan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah. Terbukti elektabiltas pasangan ini masih jeblog,” tegas Triyono.

Sementara itu Ketua Tim Pemenangan Pemilu Partai Gerindra Sandiaga Uno menanggapi jeblognya hasil survei pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah dengan menyatakan elektabilitas pasangan yang didukung Gerindra ini mengalami kenaikan di sektor pembenahan korupsi.

“Saya mendapat data-data terbaru dari survei internal Gerindra yang memang kita tidak pernah rilis, bahwa ada pertumbuhan sangat signifikan, khususnya di bidang masalah korupsi. Bahwa Pak Dirman (Sudirman) dianggap menjadi sosok yang sangat sentral untuk membenahi korupsi yang ada dalam status Gerindra di Jateng karena dilihat beberapa masyarakat menginginkan percepatan pembangunan yang bersih,” kata Sandi.

Namun Sandi mengakui pihaknya perlu kerja keras untuk mendongkrak elektabilitas Sudirman-Ida. Sandi menuturkan sudah memberi semangat dan diharapkan bisa berakhir positif seperti Pilkada DKI lalu.

Sejumlah survei menempatkan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin memiliki elektabilitas di kisaran lebih dari 70 persen sedangkan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah hanya memiliki elektabilitas pada kisaran 13-15 persen. Figur Sudirman Said tidak banyak dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah.