Deputi III Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta (memegang bola), (Istimewa)

Pengembangan Sepakbola Indonesia Bersinergi

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pemerintah dalam hal ini Kemenpora terus mengupayakan pembinaan atlet sepakbola usia muda untuk terus mampu berprestasi di pentas internasional. Salah satunya dengan menyelenggarakan kompetisi berjenjang di mana dalam tiga tahun terakhir masa pembinaan sudah membuahkan hasil, antara lain juara Gothia Cup U-16 di China baru-baru ini dan lainnya.

Hasil itu pun tak lantas memuaskan dan mengakhiri hasrat pemerintah untuk terus membina atlet muda berbakat, bahkan Kemenpora tengah menggodok rencana untuk menjalin kerjasama dengan sebuah negara di Eropa, di mana para pemain usia 16 dan 19 bisa bermain atau mendapat pengalaman yang sama seperti Egi Maulana Vikri sebelumnya untuk dapat bermain di Liga Eropa.

Pelaku sepakbola Eddy Syahputra yang terlibat dalam hal ini mengaku jika proses tersebut sekarang sedang coba di jajaki melalui Gerd Zeise, mantan pelatih Timnas Myanmar asal Jerman dengan sebuah klub di semua negara pecahan dari Yugoslavia, yakni Macedonia, melalui kerjasama antar kedua negara. “Kita coba menjadi jembatan bagi pemerintah untuk dapat hadir disana melakukan kebijakan-kebijakan lebih lanjut antar kedua negara yang intinya adalah memberi peluang kepada talenta muda pesepakbola kita untuk mendapat pengalaman bermain di klub sepakbola Eropa,” tutur Eddy seperti dikutip dari rilis Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Selasa (21/8/2018).

“Kedepannya, Indonesia bisa improve lebih lebih tinggi lagi untuk tidak hanya berada di level Asia Tenggara saja, namun melalui langkah ini bagaimana kita bisa berada sejajar di Asia, contohnya dengan Jepang maupun Korea di ana untuk saat ini memang kita ketinggalan jauh dan kalau kita berkaca dari pada negara-negara Asia yang lain, banyak pemain-pemain mereka itu mendapatkan pengalaman ikut berkompetisi di Eropa,” tambah Eddy.

Sementara itu terkait Gerd Zeise, Eddy mengatakan, jika dirinya merupakan sosok yang memiliki relasi sangat dekat dan bagus dengan beberapa pemerintahan di Eropa dalam hal ini masalah sepakbola. Terlebih disaat memiliki waktu banyak pasca menukangi Myanmar. Pelatih berpaspor Jerman itu sengaja datang ke Indonesia untuk melihat potensi pemain muda yang ada di Tanah Air. Saat Myanmar ditangani Zeise, Timnas Indonesia pernah mengalami kekalahan.

Meski demikian, ia melihat adanya potensi yang bagus dari pada pesepakbola Indonesia. Untuk itu, menurutnya kenapa tidak diberikan peluang kepada pemain pemain muda untuk bermain di Liga Eropa sama seperti yang dilakukan oleh pemain-pemain dari Thailand atau negara-negara lainnya yang telah ikut berkompetisi dan mendapat pengalaman di Eropa.

Disisi lain, Deputi III Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta menyambut baik adanya konsep pengembangan sepakbola Indonesia menuju go internasional dalam hal ini kerjasama antara pemerintah Indonesia yakni Kemenpora dengan pemerintahan Macedonia yang tertuang dalam penandatanganan MoU. “Kasta sepakbola Eropa bisa dikatakan bukan kelas rendah, dimana Macedonia itu sendiri berada di ranking 70 FIFA, sehingga kita tak perlu diragukan lagi tentang kualitas akademis, kualitas klub di mana nanti para talenta muda Indonesia ditempa, apapun itu Eropa, bahkan Italia pernah ditahan imbang 1-1 oleh Macedonia saat babak kualifikasi Piala Dunia lalu,” ucap Isnanta.