Mahbub Junaidi menunjukan pesawat hasil karyannya

Styrefoam Bekas Disulap Junaidi Jadi Pesawat Aeromedelling

Loading

GRESIK (IndependensI.com) – Di tangan Mahbub Junaidi (32) warga Desa Tanggulrejo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik Jawa Timur, barang bekas atau limbah yang biasa dibuang disampah begitu saja. Ternyata, bisa berubah menjadi suatu karya yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Berkat tangan dingin dan kreatifitasnya, Junaidi begitu ia biasa dipanggil. Memanfaatkan limbah atau barang bekas, untuk membuat pesawat aeromodelling. Bahkan, pesawat buatannya itu bisa terbang tinggi dan dilengkapi dengan kamera layaknya sebuah drone.

Selain mampu terbang tinggi, hebatnya lagi pesawat buatan Junaidi, mampu menjangkau radius hingga 200 meter. Padahal, bodi pesawat dibuat dari barang bekas jenis styrofom dan mesin pengerak baling-balingnya memanfaatkan dinamo bekas kipas angin.

“Saya dapat styrofoam ini, dari bekas wadah atau kemasan buah-buahan yang ada di sejumlah pasar tradisional di Gresik,” kata Junaidi, Sabtu (22/9/2018)

“Khusus untuk pembuatan bodi pesawat ini, saya buat dengan memanfaatkan limbah atau barang bekas. Namun, untuk perakitannya perangkat mekanik. Seperti, dinamo, kamera hingga remote control saya harus membeli di toko elektronik,” ujarnya sembari menunjukan pesawat hasil karyanya.

Untuk poses pembuatannya, Junaidi menceritakan cukup mudah dan sederhana. Yakni, bahan baku styrofoam dibentuk sesuai kebutuhan untuk membuat bodi pesawat. Selanjutnya, jika bodi pesawat yang dibuat sudah lengkap baru di lem sesuai dengan bentuknya. Kemudian, ditambahkan beberapa peralatan terbang. Seperti, transmitter dan receiver, ESC (Electric speed control). Lalu ditambah dinamo, baling-baling dan batterai sebagai penggerak pesawat agar bisa terbang.

Menurut pengakuannya, dirinya telah membuat lebih dari 20 pesawat aeromodelling high wing. Dengan berbagai bentuk pesawat, mulai dari pesawat terbang jenis Thunderbolt, Cessna, Boeng 737, Flying Wing, dan Mustang P51.

“Untuk membuat pesawat ini, hanya butih modal sebesar Rp 700 ribu hingga Rp 1,5 juta. Hal itu, tergantung jenis pesawat yang akan saya buat. Karena, lain jenis otomatis kelengkapan elektronik pesawat juga berbeda,” ungkapnya.

“Disamping harganya pembuatan yang relatif murah, para penggemar pesawat aeromodelling tidak perlu kuatir jika pesawatnya jatuh dan rusak. Sebab, bodi pesawat dapat diperbaiki dengan mengganti styrofoam yang baru,” tukasnya.

Saat ditanya apakah apakah pesawat buatannya juga diperjual belikan ia mengaku, hanya menerima pesanan saja. “Ya saya menjualnya kalau ada yang pesan dan ada juga yang saya buat untuk barmain dengan anak saya. Tapi kalau yang saya pakai mainan ada yang berminat membeli, ya saya lepas kemudian buat lagi,” tandasnya. (Reno)