Guru Besar UIR Pekanbaru: Jokowi Cerdas Mendorong Profesionalisme Dunia Kontruksi

Loading

IAU (IndependensI.com) – Guru Besar Universitas Islam Riau Profesor Dr Sufian Hamim mengatakan, Presiden Joko Widodo adalah presiden yang cerdas, pro kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menurut Profesor Hamim, Presiden memotivasi bangsa ini untuk memiliki kemampuan konstruksi dan profesionalisme, memiliki daya saing dengan negara lain.

Profesor Hamim selaku Anggota Dewan Pakar Jokowi Centre ini menyampaikan, “Bangsa kita perlu belajar terus dan alih teknologi menghadapi era digitalisasi 4.0, setiap pembangunan selalu melibatkan kepentingan sosial ekonomi masyarakat tempatan pro rakyat, menjaga kelestarian lingkungan utk pembangunan yg berkelanjutan, dan meletakkan tanggungjawab pembangunan kepada seluruh stakeholder pemerintah, swasta dan rakyat.”

Hal ini disampaikannya kepada Relawan Jokowi Centre menanggapi pidato Presiden Joko Widodo tanggal 31 Oktober 2018, dimana Presiden Jokowi memberikan lima pesan untuk Pekerja dan Industri Konstruksi dalam pembukaan Pameran Konstruksi Indonesia 2018 di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Pertama, mengenai keamanan bagi para pekerja dan penggunanya yang mesti diprioritaskan. “Jangan sampai ada lagi kasus bangunan roboh atau kecelakaan kerja yang fatal,” kata Presiden. Kedua, terkait dengan lingkungan hidup, Kepala Negara mengingatkan “Jangan sampai infrastruktur yang dibangun tidak ramah lingkungan. Jangan sampai merusak lingkungan,” ucapnya.

Ketiga, berkaitan dengan dampak pembangunan bagi kehidupan sosial dan kemasyarakatan, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa pembangunan yang dilakukan hendaknya diarahkan kepada peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

Keempat, kemajuan teknologi harus terus diikuti dan diantisipasi oleh industri konstruksi. Dengan itu, pelaku industri tak perlu khawatir akan tertinggal.

Kelima, Kepala Negara kembali mengingatkan bahwa infrastruktur di seluruh Tanah Air tak mungkin dibangun hanya dengan mengandalkan APBN. Untuk itu, diperlukan kreativitas pembiayaan untuk dapat membiayai pembangunan infrastruktur secara merata.